Sementara itu, diksi yang digunakan pengarang kebanyakan bermakna konotatif. Misalnya, ia melukiskan kehidupannya dahulu dan berubah saat ia telah menemukan jodohnya dengan “kapal yang berlayar yang telah berlabuh dan ditambatkan”. Ia juga melukiskan dirinya sewaktu belum menemukan jodohnya dengan istilah “burung dara yang nakal”.
3. Bahasa Kiasan dan Bahasa Retorik
Bahasa kiasan yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain:
a. Perbandingan
Contoh:
b. Metafora
Contoh:
c) Personifikasi
Contoh:
d) Hiperbola
Contoh :
e) Repetisi
Contoh :
4. Rima, Aliterasi, Asonansi
Rima (persamaan bunyi akhir kata yang terdapat antar baris dalam satu bait, terdiri dari rima awal, tengah, akhir).
Rima dalam puisi di atas kebanyakan berupa rima akhir.
Contohnya pada bait pertama:
Mama yang tersayang
Akhirnya kutemukan juga jodohku
Seseorang yang bagai kau
Sederhana dalam tingkah laku dan bicara
Serta sangat menyayangiku
Bait tersebut rimanya abbab. Selanjutnya pada bait-bait berikutnya dan seterusnya juga mempunyai rima akhir.
Aliterasi (persamaan bunyi konsonan pada satu baris puisi)
Contoh:
Terpupulah sudah masa-masa sepiku
Telah berlabuh dan ditambatkan
Asonansi (persamaan bunyi vokal pada satu baris puisi)
Contoh:
Mama yang tersayang
Sederhana dalam tingkah laku dan bicara
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya
Yang ternama dan perkasa
5. Imaji (citra atau bayangan yang muncul dalam pikiran pembaca puisi)
Contoh:
Imaji penglihatan:
Karena kapal yang berlayar
Telah berlabuh dan ditambatkan
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
Kini terbang menemui jodohnya
Bila malam telah datang
Imaji pendengaran:
Dan panggillah ia dengan kata ; ’anakku!’
Kisahkan padanya
Riwayat para leluhur kita
C. Penutup
Pengarang menuangkan karya bertemakan perjuangan seorang anak untuk mendapatkan ridho Ibunya. Nilai sosial yang disampaikan yaitu hendaknya kita mengatakan segala-sesuatu dengan sejujur-jujurnya kepada Ibu sebagai orang tua kita. Suatu realitas yang hampir hilang, tetapi pengarang mengingatkan kembali dan menunjukkan masih adanya potret seorang anak yang masih membutuhkan kejujuran diri pada ibunya.
Puisi “SURAT KEPADA BUNDA: TENTANG CALON MENANTUNYA” adalah sebuah rangakaian kata dari Rendra sebagai seorang anak yang telah menemukan pujaan hatinya dan berusaha mengungkapkan niat tulus kepada sang bunda agar bersedia tuk merestui dan menerima sang calon istri yang diidam-idamkan sejak lama.
Realitas sosial yang diungkapkan sangat lugas dan memberikan pengajaran kepada pembacanya tentang bakti seorang anak pada ibunya. Sebagai bentuk respon positif atas peristiwa banyaknya anak yang kehilangan nilai hormat pada ibunya.