Berita hoaks babi ngepet tersebar pada tahun 2021. Berita hoaks ini berawal dari tersangka yang bernama AI menyebarkan isu berupa babi ngepet yang muncul di daerah Bedahan, Sawangan, Depok. AI mengaku bahwa rumor babi ngepet ini digunakan sebagai solusi untuk warga yang selalu mengeluh kehilangan uang dari Rp1.000.000,00 – Rp2.000.000,00.
Untuk mendukung berita tersebut agar semua warga percaya, ia merekayasa cerita bahwa terjadi penangkapan babi ngepet yang salah satu caranya harus telanjang, lalu ia juga membuat fakta bohong yang menyatakan bahwa ukuran babi semakin mengecil dengan sendirinya, sampai membeli babi secara online senilai Rp900.000,00. Semua kebohongan yang diceritakan AI itu terbongkar dan akhirnya ia terancam dihukum selama 10 tahun.
3. Berita tentang Mahasiswa Penerus B.J. Habibie
Berita hoaks mahasiswa yang sempat dikira sebagai penerus B.J Habibie ini terjadi pada tahun 2016. Mahasiswa bernama Dwi Hartanto mengaku bahwa memiliki karya di dunia aeronautika karena ia bercerita menciptakan Satelite Launch Vehicle/SLV (Wahana Peluncur Satelit). Dengan teknologinya yaitu The Apogee V7s (TARAV7s).
Selain itu, ia juga disebut sebagai pemilih hak paten pada bidang dirgantara. Ia membuat cerita mengenai diaspora jenius Indonesia yang ditinggalkan oleh negaranya sendiri namun diakui oleh negara lain. Sejak saat itu banyak orang mengatakan bahwa ia cocok sebagai penerus B.J. Habibie. Namun sayangnya berita tersebut berakhir sebagai berita hoak
4. Berita tentang Pesawat Citylink
Pada tahun 2018 sempat ada berita mengenai pesawat Citilink yang mengalami hilang kontak. Dalam berita dinyatakan bahwa Pesawat QG 801 yang memiliki rute Semarang – Surabaya dikabarkan mengalami emergency pada ketinggian 1.000 ft.
Tentunya kabar tersebut tidak benar, lalu berita tersebut telah diklarifikasi oleh pihak maskapai dari Citilink, VP Corporate Secretary & CSR PT Citilink Indonesia, Ranty Astari Rachman.
Kemudian pihak humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait menjelaskan bahwa pada pukul 11.13 WIB AirNav Indonesia menerima kabar dari CTV801 rute SRG-SUB menangkap sinyal emergency pada frekuensi 121.5 Mhz saat melewati ketinggian 8.000 ft.
Pesawat tersebut tidak mengalami emergency, namun hanya menangkap sinyal emergency. Setelah itu sesuai dengan prosedur, pihak penerbang melaporkannya kepada AirNav Indonesia dan disambungkan laporan tersebut kepada personel SAR Semarang. Kemudian pada pukul 11.18 WIB pilot Citilink 801 melaporkan bahwa setelah ketinggian 10.000 ft tidak ditemukan sinyal emergency lagi.