Dalam suatu penetian diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang berkiatan dengan penetian tersebut.
Dari penelitian Eddy Rifai (1995) telah banyak ditemukannya sistem personalisasi di lembaga pemasyarakatan di Indonesia karena pada dasarnya sistem pemasyarakatan di Indonesia. Baru pada tahap merubah namanya dari sistem kepenjaraan menjadi sistem pemasyarakatan, tetapi praktek pelaksanaanya masih berada pada sistem kepenjaraan yang dikarenakan adanya berbagai keterbatasan, seperti perundang-undangan, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Sehingga upaya penuntasan persionalisasi harus segera dilakukan.
Sedangkan dari penelitian Mansila M. Moniaga (2015) dari jurnalnya yang berjudul “Sanksi Hukum Terhadap Anak di Bawah Umur Menurut Sistem Hukum Indonesia Dan Akibat Pidana Penjara” mengungkapkan sistem kenjaraan dan personalisasi terhadap anak sering dijumpai di lembaga pemasyarakatan Indonesia sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi pola kehidupan serta cap atau label masyarakat tentang anak-anak yang keluar dari penjara sebagai anak-anak yang memiliki perilaku tidak baik.
Dengan demikian maka persionalisasi yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan harus segera mungkin untuk di anatasi sebagai persiapan sentral menghadapi bonus demografi di Indonesia.
Baca Juga: Ratusan Generasi Muda Pelajari Industri Komunikasi Melalui Festival MF Communications 2022
Contoh 3
Secara bahasa istilah diskusi awal mulanya berasal dari kata “disculture” yang artinya sesuatu keadaan jelas dengan cara-cara dilakukan iala melalui pemecahan atau menguraikan (to clear away by breaking up or culturing). Menurut Basyiruddin Usman (2002), pengertian diskusi adalah proses yang mampu melibatkan dua individu atau lebih, saling berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, bertukar informasi, dan mempertahankan pendapat. Dalam upaya memecahkan masalah-masalah tertentu (problem solving) dengan langkah rasional dan objektif.
Dengan demikian upaya menumbuhkan wacana diskusi terhadap generasi muda sangatlah penting dilakukan yang tujuanya untuk membentuk sikap kritis dan peka sekaligus menelaah lebih dalam terhadap fenomena sosial yang ada, selain itu juga upaya peningkatan diskusi mengintegrasikan kebersamaan untuk mengasah ilmu pengetahuan, sebab Kusumah Indra (2007) mengatakan bahwa akal kolektif lebih kuat daripada akal individual.
Misalnya hal yang patut dijadikan tema diskusi adalah fenomena media massa yang sedang ramai menjadi pembicaraan publik karena adanya pemblokiran media khususnya Islam yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan alasan memproteksi konflik horizontal (agama) dan sekaligus mencegah pertumbuhan terorisme di Indonesia. Oleh karena itu disinilah menjadi alasan mengapa peran pemuda harus ikut berdiskusi sebagai sikap kritis, mengingat pemuda adalah masa depan bangsa.
Contoh 4