Sonora.ID - Novel Jepang berjudul Convenience Store Woman atau Gadis Minimarket merupakan karya kesepuluh penulis ternama Sayaka Murata yang dirilis pada tahun 2016.
Novel bergenre slice of life ini merupakan salah satu karya terbaik Sayaka Murata yang berhasil meraih penghargaan bergengsi Akutagawa Prize di tahun 2016.
Tak hanya itu Convenience Store Woman juga termasuk novel populer di Jepang lantaran berhasil terjual lebih dari 600 ribu kopi.
Bahkan, novel ini juga laris manis diserbu saat pertama kali diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2018 yang lalu.
Di Indonesia sendiri novel dengan cover berwarna kuning ini telah diterjemahkan oleh Ninuk Sulistyowati dan pertama kali diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2020 yang lalu.
Ketenaran novel ini memang tak bisa lepas dari keunikan jalan cerita dan karakter utama tokoh yang dikisahkan merupakan seorang perempuan bernama Keiko.
Salah satu booktuber ternama Indonesia yaitu Kanaya Sophia pun berpendapat bahwa novel tersebut masuk novel terbaik yang ia baca sepanjang tahun 2022 dan membuatnya berani memberikan rating 5/5 untuk alur ceritanya yang terkesan absurd, namun bikin nagih.
“Best book gue tahun ini (2022), yaitu Convenience Store Woman atau judul terjemahannya itu Gadis Minimarket,” ungkap Kanaya Sophia dalam kanal YouTube pribadinya.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Novel Remaja Best Seller dengan Beragam Genre
Novel ini sendiri menceritakan kehidupan seorang pegawai paruh waktu di sebuah minimarket bernama Keiko.
Dikisahkan bahwa Keiko telah menghabiskan waktunya selama 18 tahun untuk bekerja di minimarket tersebut.
Saking lamanya Keiko bekerja di tempat tersebut ia pun menjadi sangat tahu betul mengenai segala hal yang berbau minimarket tersebut.
Namun sayangnya, kehidupannya yang menurutnya nyaman tersebut terasa semakin terancam.
Keiko terancam untuk dipisahkan dari dunia minimarket yang dicintainya lantaran dunia yang menuntut Keiko untuk menjadi normal, meski Keiko tidak tahu yang dimaksud dengan ‘normal’ itu seperti apa.
Kanaya Sophia menjelaskan novel ini memiliki kelebihan atau daya pikatnya tersendiri yang membuatnya seakan tidak sadar untuk bisa tamat baca dalam sekali duduk.
“Meskipun alurnya datar, tapi gue bisa hanyut dalam ritme kegiatan hariannya si Keiko ini,” ungkapnya.
Poin pertama yang membuat novel ini menarik menurut Kanaya adalah cara si penulis untuk mendeskripsikan suasana minimarket, tingkah laku Keiko, dan karakter-karakter teman kerja si Keiko.
Selain itu, narasinya yang menggunakan sudut pandang orang pertama membuat pembaca tahu betul jalan pikiran Keiko.
Pemikiran dan tingkah laku Keiko pun cenderung terbilang aneh jika dibandingkan dengan standar orang-orang pada umumnya.
Pemikiran dan tingkah lakunya yang aneh inilah yang menjadi poin menarik berikutnya dari novel ini.
Pemilihan kata yang digunakan oleh penulis juga membuat jalan cerita novel ini menjadi semakin menarik dan berwarna, misalnya, dalam mendeskripsikan sebuah minimarket di kalimat berikut ‘Pada waktu pagi, aku merasakan normalnya bekerja di dalam kotak cahaya kecil ini.’
Penulis juga tampaknya memasukkan beberapa sindiran halus kepada masyarakat yang suka mengatur dan mengurusi kehidupan orang lain terutama perempuan melalui cerita si Keiko ini.
“Gue juga suka gimana penulis memasukkan sindiran-sindiran halus terhadap masyarakat yang suka ngatur-ngatur hidup perempuan. Umur segini harus sudah punya pekerjaan tetap, umur segini harus sudah menikah, umur segini harus sudah punya anak, dan sebagainya,” paparan Kanaya.
Latar belakang Sayaka Murata yang pernah bekerja di minimarket pun membuat gambaran jam kerja, aturan, dan kondisi saat bekerja sebagai pegawai minimarket menjadi semakin mudah dirasakan oleh pembaca.
Novel ini pun mampu menggambarkan hal yang membuat manusia menderita adalah kondisi masyarakatnya yang banyak menuntut.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Novel Fantasi Best Seller dan Punya Banyak Penggemar
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.