Sonora.ID - Cedera bisa terjadi secara mendadak bahkan ketika aktivitas sehari-hari, sehingga penting untuk mengetahui terapi cedera yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada saat hal tidak menyenangkan ini terjadi.
Biasanya cedera terjadi ketika olahraga tanpa pemanasan sehingga otot belum siap dengan gerakan tersebut.
Dalam program Talkshow di Radio Sonora FM, Dokter Ni Putu Ardini Kartasasmita dari Taisho menyatakan bahwa memang ada terapi cedera yang harus diketahui sehingga tidak salah penanganan pada saat ini terjadi.
“Jadi kalau pada saat kita cedera ya, penanganan cedera yang pertama kali dilakukan adalah do not harm,” ungkapnya memaparkan.
Do not HARM
1. No Hit
“Artinya kita tidak boleh mengoleskan sesuatu yang sifatnya panas,” tegas Dokter Ardini.
Hal ini sayangnya sering ditemukan pada masyarakat Indonesia, yaitu ketika sedang cedera justru mencari minyak atau balsem atau krim yang memberikan kehangatan, padahal hal ini belum tentu sesuai dengan kebutuhan cedera tersebut.
Baca Juga: Apa Perbedaan Cedera Akut dan Cedera Kronik? Dokter: Terjadi Mendadak
2. No Alcohol
Terapi cedera selanjutnya adalah selama cedera berlangsung pasien tidak boleh mengonsumsi alkohol karena hal tersebut bisa memperlambat proses penyembuhan.
3. No Running
“Maksudnya adalah untuk mengistirahatkan daerah yang mengalami cedera tersebut, sehingga pemulihannya bisa berlangsung maksimal,” jelas Dokter Ardini.
4. No Massage
“Ini yang kadang-kadang orang awam suka salah, padahal ketika cedera akut, kita tidak boleh pijat,” sambungnya.
Pasalnya, tidak semua cedera bisa sembuh karena massage atau pemijatan, bahkan ada beberapa kondisi yang ketika dipijat justru menjadi semakin parah.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 4 Cara Memegang Raket dalam Permainan Bulu Tangkis yang Benar