Selain bank umum, terdapat juga 53 entitas bank perkreditan rakyat, baik konvensional maupun syariah yang beroperasi di wilayah Sumut.
Lebih lanjut Yusuf menjelaskan, perkembangan sektor perbankan di wilayah Sumut selama 2022 menunjukan kinerja yang sangat baik.
"Sampai akhir Desember 2022, total Aset sektor perbankan di Wilayah Sumut sebesar Rp331,70 triliun, meningkat 5,04% dibandingkan tahun sebelumnya," ungkapnya.
Selain itu, Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun juga naik menjadi Rp308,66 triliun atau tumbuh sebesar 4,54%. Jumlah rekening Dana Pihak Ketiga di entitas bank umum juga naik dari 23.256.860 rekening menjadi 25.084.197 rekening.
"Total Kredit yang disalurkan perbankan sebesar Rp224,68 Triliun atau tumbuh 5,49%. Angka rasio NPL (kredit macet) mengalami penurunan sebesar 0,26% dari 2,64% menjadi 2,35%," ujarnya lagi.
Hal ini menunjukan mitigasi risiko yang dilakukan oleh perbankan menjadi semakin prudent.
Sektor perbankan masih memiliki ruang yang cukup besar untuk dapat mengoptimalkan fungsi intermediasi terutama dalam penyaluran kredit ke berbagai sektor usaha.
“Ini dapat kita lihat dari indikator likuiditas industri perbankan (LDR) yang berada pada posisi 72,71% yang terdiri dari LDR bank umum berada pada posisi 72,04% dan LDR BPR di posisi 78,12%,” sebutnya.
Sektor perbankan diharapkan mampu meningkatkan rasio likuiditasnya dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian.
Baca Juga: OJK Roadshow Edukasi Bersama Komisi XI DPR RI Terkait Program Pembiayaan Pertanian
Jika menggunakan asumsi LDR di angka 78% saja, dengan posisi dana pihak ketiga saat ini, terdapat potensi dana segar (fresh money) sebesar Rp15 triliun untuk disuntikan ke sektor usaha.
Diharapkan hal ini dapat meningkatkan daya saing, memperbesar size usaha – usaha yang telah berjalan bahkan mampu memunculkan pengusaha-pengusaha baru.
“Pada akhirnya akan mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah lebih banyak dan mampu memberikan pertumbuhan ekonomi di Sumut ” jelas Yusuf Ansori mengakhiri.