Jalan Zainul Arifin (Kudusan dan Kidul Dalem)
“Kudusan” dan “Kidul Dalem” merupakan sebutan bagi area yang berada di sepanjang Jalan Zainul Arifin Kota Malang, jalan ini terletak persis di depan Pasar Besar Kota Malang dan membujur dari selatan ke utara hingga pertigaan Aliante Hotel yang berlokasi di Jalan Aris Munandar.
Uniknya, terdapat 2 (dua) kawasan yang berada di sepanjang Jalan Zainul Arifin dan memiliki julukan atau sebutan yang berbeda meskipun secara administratif terletak dalam satu garis lurus Jalan Zainul Arifin.
Di mana area yang terletak di sebelah selatan perempatan antara Jalan Zainul Arifin, Jalan Agus Salim dan Jalan KH Ahmad Dahlan disebut sebagai daerah kudusan.
Menurut Irawan, daerah ini disebut kudusan karena dahulu pada awal tahun 1929-an saat terjadi krisis dunia (Malaise) terdapat migrasi yang dilakukan oleh orang Kudus dari Jawa Tengah menuju ke Malang, karena pada saat itu Malang telah memiliki pusat perdagangan (sekarang Pasar Besar).
Berbekal keahlian menjahit maka orang-orang asal Kudus tersebut mencoba peruntungan dengan bekerja sebagai penjahit dan kemudian berkembang membuka konveksinya sendiri hingga berkeluarga dan menetap di Malang. Selain sebagai penjahit, ada juga yang berprofesi sebagai distributor rokok kretek pertama yang diproduksi oleh Nitisemito pada saat itu.
Selain dari Kudusan, ternyata di daerah tersebut juga terdapat perantau yang berasal dari Gresik, itulah salah satu alasan mengapa di area tersebut juga banyak ditemui pedagang baju muslim dan sandal kulit.
Baca Juga: Resep Membuat Cwie Mie, Kudapan Legendaris Ala Kota Malang
Masih ada lagi tempat legendaris yang berada di sepanjang jalan ini, salah satunya yaitu “Gang Gajah” julukan ini disematkan oleh penduduk sekitar untuk Jalan Zainul Arifin Gang 1 A. Nama Gang Gajah ini dikenal lantaran dahulu pada tahun 1960-an, di alun-alun Malang terdapat pertunjukan sirkus gajah, di mana gajah tersebut kemudian dikandangkan dalam sebuah gudang kayu yang terletak di dalam gang tersebut.
Di area kudusan juga masih ada pertokoan dan gedung legenda yang masih ada hingga saat ini seperti Guru Sport (dahulu toko jamu) dan Gedung NIMEF (Nederlandsch-Indische Metaalwaren en Emballage Fabrieken).
Sedangkan sebutan “Kidul Dalem” diperuntukan bagi wilayah bagian utara Jalan Zainul Arifin, tepatnya yaitu area setelah perempatan antara Jalan Zainul Arifin, Jalan Agus Salim dan Jalan KH Ahmad Dahlan. Disebut sebagai dareah Kidul Dalem karena area ini terletak di sebelah selatan rumah Bupati Malang (1910-1915).
Terdapat pusat kuliner legendaris yang bisa kamu jumpai hingga saat ini seperti Pusat Kue Koya (Tau Sa Ko) merek Delima (dahulu Nam Hien), Es Tawon dan juga Ronde Titoni.
Tidak jauh beda pemberian nama Es Tawon dengan penamaan yang diberikan pada Soto Basket dan Ronde Titoni. Disebut sebagai Es Tawon karena zaman dahulu saat awal berjualan, pedagang es ini memilih lokasi berjualan di bawah pohon dan kemudian banyak tawon yang hinggap pada gula es campur ketika penjual menggelar dagangannya di Jalan Zainul Arifin kawasan Kidul Dalem ini.