Meski persahabatan mereka sudah dibangun sejak SD, Andi kadang-kadang sakit hati sama karakter Azka. Andi sering bergumam, mengapa sifat sahabatnya itu tidak berubah dari dulu ya?
- Komplikasi
Pernah di suatu hari, Andi menasihati Azka. Dia mengatakan, “Azka, sifat kamu ubah dong! Kalau kamu gitu terus, orang-orang yang berada di sekitarmu bisa menjauh. Termasuk aku”.
Azka membalas, “Kamu kan sahabat saya. Tahu saya dari dulu kayak gimana. Kamu kan orang yang selalu memahami karakter saya. Tapi kalau kamu sudah tidak tahan dengan karakter saya, ya sudah ayo kalau persahabatan kita mau sampai di sini mah”
Baca Juga: Contoh Teks Persuasi Propaganda yang Singkat dan Mudah Dipahami
- Resolusi
Sebagai sahabat terdekat Azka, niat Andi sebenarnya baik. Ia menasihati Azka agar bisa berubah karena kepalang kesel sama karakternya yang blak-blakan itu. Akan tetapi di lain sisi, oleh karena ingat sama kebaikan-kebaikan yang sudah Azka berikan kepadanya dari kecil sehingga ia menerimanya.
Di hari-hari berikutnya pun, bahkan sampai mereka lulus kuliah, Andi tidak lagi menyuruh Azka untuk berubah. Andi yakin, tanpa disuruh pun, Azka pasti sadar kalau perilaku menyakiti orang lain itu tidak baik.
- Koda
Dalam persahabatan, sesekali kita perlu menyadarkan sahabat kita. Ini demi kebaikan sahabat kita sendiri. Tapi ketika dengan mudah ingin menyudahi persahabatan dengan teman kita dari kecil, alangkah baiknya pikirkan kembali. Sebab, boleh jadi sahabat kita sudah memberikan kebaikan-kebaikan yang tak terhitung.