Para peneliti menemukan bahwa orang yang menjalani pernikahan dengan bahagia memiliki tekanan darah yang baik, begitu pula orang yang lajang.
Sedangkan, tekanan darah yang tidak sehat kerap dialami orang yang menikah dan tidak bahagia. Temuan ini mendukung gagasan bahwa hubungan positif lainnya dapat memiliki manfaat serupa.
Faktanya, orang yang lajang dengan jaringan sosial yang kuat juga menunjukkan hasil positif dalam studi tekanan darah, meski tidak sebaik orang yang menikah dan bahagia.
3. Mengurangi Kecemasan
Dalam hal kecemasan, hubungan yang penuh kasih dan stabil lebih unggul daripada hubungan romansa yang baru.
Para peneliti di State University of New York menggunakan pemindaian MRI fungsional (fMRI) untuk melihat otak orang yang sedang jatuh cinta.
Mereka membandingkan pasangan baru yang penuh gairah dengan pasangan bahagia yang sudah lama menjalin hubungan.
Kedua kelompok menunjukkan aktivasi di bagian otak yang berhubungan dengan cinta yang intens. Namun, ada perbedaan mencolok antara kedua kelompok di bagian otak lainnya.
Dalam hubungan jangka panjang, terdapat aktivasi di area yang terkait dengan ikatan dan lebih sedikit aktivasi di area yang menghasilkan kecemasan.
Baca Juga: 5 Zodiak dengan Kepribadian Paling Asyik dan Menarik! Mudah Bikin Orang jatuh Cinta
4. Mengendalikan Rasa Sakit
Studi fMRI mengungkapkan lebih banyak aktivasi di bagian otak yang mengendalikan rasa sakit pada pasangan jangka panjang.
5. Manajemen Stres Yang Lebih Baik
Peneliti mengatakan ada bukti yang menunjukkan hubungan antara dukungan sosial dan manajemen stres. Saat kita menghadapi stressor dan kita mendapat dukungan dari seseorang yang mencintai kita, kita dapat mengatasinya dengan lebih baik.
6. Hidup Lebih Bahagia
Mungkin tampak jelas bahwa salah satu manfaat terbesar dari jatuh cinta adalah kegembiraan. Penelitian pun mulai mengungkap seberapa kuat kaitan ini.