Sonora.ID - Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori menjadi salah satu novel berbau sejarah yang hingga kini masih kerap kali dibahas oleh masyarakat pecinta literasi.
Saking populernya novel ini bahkan sudah dicetak ulang sebanyak 56 kali dan akan dicetak ulang kembali untuk ke-57 kalinya.
Tak hanya itu Laut Bercerita juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Sea Speaks His Name dan telah diangkat sebagai film pendek.
Novel Laut Bercerita pun berhasil meraih penghargaan dalam Southeast Asian (S.E.A) Writers Award pada tahun 2020 yang lalu.
Berikut ini pun sinopsis lengkap dengan review novel Laut Bercerita yang wajib kamu baca!
Baca Juga: Review Novel Katarsis: Sadisnya Pembantaian, Pembunuhan Satu Keluarga
Novel Laut Bercerita ini terdiri atas dua bagian dan mengangkat peristiwa 1998 di Indonesia.
Pada bagian pertama menceritakan sosok Biru Laut sebagai seorang mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada sekaligus seorang aktivis.
Diceritakan bahwa Biru Laut gemar membaca buku Pramoedya Ananta Toer yang kala itu dilarang. Oleh sebab itu, Biru diam-diam memfotokopi buku tersebut.
Biru kemudian bertemu dengan Kinan yang memperkenalkannya dengan organisasi Winatra dan Wirasena.
Usai bergabung dengan organisasi tersebut, Biru Laut pun kerap melakukan diskusi bersama rekan-rekannya secara diam-diam.
Diskusi tersebut tidak hanya membahas perihal buku, namun juga strategi untuk menentang doktrin pemerintah saat itu.
Singkat cerita, diskusi tersebut bocor dan membuat Biru Laut dan teman-temannya diintai kemudian dibawa ke suatu tempat untuk diinterogasi dan disiksa.
Ketika Laut dan rekan-rekannya menghilang, kehidupan keluarga dan orang-orang terdekatnya pun berubah.
Di bagian kedua, cerita diambil dari sudut pandang Asmarajati sebagai adik Biru Laut. Cerita mengambil latar tahun 2000 atau 2 tahun usai hilangnya Laut dan teman-temannya.
Adegan haru pun menyelimuti bagian ini yang menceritakan kebiasaan keluarga Biru Laut di setiap hari Minggu yang selalu menghabiskan waktu bersama.
Sang Ayah atau Bapak bahkan masih menyisakan satu piring untuk Biru Laut dengan harapan sang anak kembali pulang.
Dikisahkan pula sosok Asmarajati dibantu dengan kawan-kawan serta keluarga dari teman-teman Biru Laut yang mendirikan sebuah lembaga untuk mengawal kasus ini.
Suatu saat Asmara pun mendapatkan kabar mengenai ditemukannya tulang belulang manusia di Kepulauan Seribu.
Mereka tidak tahu tulang siapakah itu? Dan, bertanya-tanya mengenai siapakah sosok dalang dari peristiwa ini?
Review Novel ‘Laut Bercerita’
Alur Cerita
Mengutip dari pendapat reviewer buku bernama Patty dalam kanal YouTube Podluck Podcast Collective, alur kisah Laut Bercerita ini memang sangatlah menarik.
Bahkan, mampu mengaduk-aduk emosi pembacanya dengan cerita yang menyangkut peristiwa sejarah di Indonesia tahun 1998.
Tak hanya itu, sampul buku novel ini pun dinilai juga telah menggambarkan keseluruhan cerita yang diangkat.
Selain itu, meskipun novel ini adalah fiksi sejarah, akan tetapi cerita di dalamnya mampu menghipnotis pembaca hingga merasa bahwa cerita tersebut benar-benar terjadi.
Hal ini karena sang penulis yang terinspirasi dari tokoh nyata yang diwawancarainya sebagai narasumber khusus untuk buku ini.
Penggunaan alur maju mundur pada bagian pertama novel ini dinilai Patty menjadi salah satu daya tarik dan mampu membuat kesan misterius menguat.
“Ceritanya memang terkesan misterius karena kita harus jeli memperhatikan latar dan hal-hal yang harus dihadapi oleh para mahasiswa ini khususnya Biru Laut. Cuman alur maju-mundur ini menurutku sih enggak akan membuat bingung karena ceritanya tetap menarik banget dan malah akan membuatmu terus bertanya-tanya nih,” ungkap Patty.
Cara Penulis Mendeskripsikan Adegan
Selain alurnya yang menarik, Patty mengungkapkan cara penulis dalam mendeskripsikan adegan penyiksaan yang harus diterima oleh para tokoh juga terkesan sangatlah nyata.
Adegan tersebut diketahui diambil dari pengalaman salah satu narasumbernya secara langsung yang bernama Nezar Patria.
Adegan Penuh Haru
Memasuki bagian kedua, pembaca pun dibuat penuh haru dengan kisah keluarga dari Biru Laut. Bagian ini mengisahkan sosok ayah, ibu, dan Asmarajati yang tetap sabar dan setia menunggu Biru Laut pulang.
Novel ini pun menjadi pengingat masyarakat mengenai tragedi bersejarah di tahun 1998 dan termasuk peristiwa lainnya yang tidak bisa dilupakan.
Baca Juga: Review Novel ‘Convenience Store Woman (Gadis Minimarket)’ yang Bikin Nagih!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.