Banjarmasin, Sonora.ID - Penantian panjang warga Simpang Sungai Jelai, Kelurahan Basirih Selatan tampaknya bakal terwujud.
Mulai tahun ini, Pemko Banjarmasin melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bakal membangun akses jalan di kawasan tersebut.
Sebagai gambaran. Selama ini jalan titian di RT. 27 itu hanya berasap jerami, bercampur dengan batok kelapa yang langsung menyatu dengan tanah.
Apabila air pasang, maka jalan lingkungan tersebut otomatis akan terendam. Bahkan air naik sampai ke teras rumah penduduk setempat.
"Tahun ini kita membentuk badan jalannya dulu. Akan dikerjasamakan juga dengan TNI," ucap Suri Sudarmadiyah, Kepala Dinas PUPR Banjarmasin, baru-baru ini kepada Smart FM Banjarmasin.
Ia memaparkan, pengerjaan akses jalan di kawasan itu perlu dilakukan secara bertahap. Yakni dimulai dengan membentuk badan jalan.
Dimana bagian bawah jalan akan diberikan beberapa cerucuk untuk memperkuat dan ditambah dengan geotekstil. Selanjutnya ditimbun dengan menggunakan tanah yang ada.
"Kita tunggu sekitar setahun sampai padat. Setelah itu baru kita tingkatkan lagi jalannya. Kira-kira total panjang jalannya sekitar 600-700 meter," jelasnya.
Lebih jauh, Ia menargetkan, pengerjaan pembentukan badan jalan Simpang Sungai Jelai sudah bisa dimulai paling lambat pada Mei mendatang.
Baca Juga: Breaking News! Tabrakan Beruntun BPK Milik DPKP Banjarmasin
Anggaran yang digelontorkan untuk kepentingan tersebut, sekitar Rp1,6 miliar yang bersumber dari APBD 2023.
"Prosesnya sudah masuk SIRUP untuk pengadaan bahan pengerjaan. Targetnya selesai sekitar dua bulan pengerjaannya," tutup Suri.
Sebelumnya diketahui, warga setempat bahu membahu secara swadaya membangun jalan.
Seperti yang diungkapkan Mansyah, perbaikan jalan hanya dilakukan secara swadaya masyarakat, misalnya dihamparkan kulit kelapa, dan lain-lain.
Dulunya, jalan lingkungan yang dibuat oleh warga sendiri dan dibantu TNI itu tembus ke SDN Mantuil 10. Namun seiring berjalannya waktu, jalan itu pun terputus.
"Kini anak-anak SD mengayuh sampan atau menumpang perahu mesin kecil untuk bisa sampai ke sekolah," jelasnya.
"Kami sebenarnya tidak ingin muluk-muluk. Seperti apapun bantuan untuk jalan ini, kami terima. Yang penting dibuatkan alias diperbaiki. Yang penting jalanan nyaman," harapnya lagi.
Hal senada juga diungkapkan Junaidi, warga RT 27. Ia mengaku sejak dirinya lahir dan tinggal di situ, jalan lingkungan di tempat tinggalnya belum pernah sama sekali tersentuh program pembangunan.
Baca Juga: Saling Serempet, Dua Sopir Duel di Simpang Joglo Solo
Kalaupun ada perbaikan, hanya pada dua buah jembatan lingkungan RT 27 yang dihuni sebanyak 90 kepala keluarga itu.
"Perbaikan jembatan itu pun dua tahun yang lalu. Kebetulan, saya salah satu yang dipekerjakan," pungkasnya.