Demikian juga jika dilapangan ditemukan anak dalam kondisi stunting dan perlu mendapatkan penanganan lanjutan untuk dilaporkan langsung kepada dirinya.
Bahkan ia meminta dimasukkan langsung ke group whatsapp agar dapat melihat laporan dari para pendamping dan perkembangan penanganan stunting.
“Stunting ini termasuk kategori darurat dan mendesak. Untuk laporan stunting silahkan, langsung kontak saya 24 jam sebutnya,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Sulsel, Naoemi Octarina berharap, tim pendamping memperkuat koordinasi dengan tenaga kesehatan setempat, tokoh masyarakat, dan TP-PKK setempat. Sehingga lahir anak bebas stunting dan dapat menjadi generasi andalan di masa depan.
“Agar dapat tercapai tepat target, tepat sasaran, tepat edukasi, tepat sosialiasi dan tepat eksekusi. Sehingga tercipta anak bebas stunting,” harapanya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rosmini Pandin menjelaskan, perekrutan pendamping gizi melibatkan Universitas Hasanuddin dan Poltekkes Makassar. Mereka akan bertugas selama 6 bulan.
Paket intervensi gizi meliputi pemberian multi vitamin taburia, vitamin anak Baduta atau usia 6 bulan sampai 2 tahun, tablet tambah darah ibu hamil dan remaja putri dan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal.
“Paket intervensi gizi ini diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting di Provinsi Sulsel hingga 14 persen di 2024 dapat dilewati,” pungkasnya.