“Intermittent Fasting itu belum ada panduan yang resmi dari organisasi mana pun. Belum banyak penelitian, apakah efektif apakah tidak, belum bisa dijawab sepenuhnya. Tetapi apakah perlu defisit kalori atau tidak, kalau mau hasilnya bagus yang tentu defisit kalori,” sambung Dokter Santi.
Puasa Terlalu Lama dan Makan Terlalu Sedikit
Di sisi lain, Dokter Santi juga menegaskan jika Intermittent Fasting dilakukan terlalu lama dengan defisit kalori yang signifikan, bisa menyebabkan dampak buruk pada tubuh.
“Kalau puasanya terlalu lama atau makannya terlalu sedikit, memang metabolisme tubuh akan melambat atau menurun, karena tubuh akan menyesuaikan diri,” jelasnya.
Tubuh akan ‘menghemat’ pembakaran sehingga fungsi dari tubuh akan diperlambat.
“Sehingga at the end sama saja, enggak turun-turun berat badannya,” tambah Dokter Santi.
Meski demikian, ada juga pihak yang berpendapat bahwa hal ini tidak bisa semerta-merta terjadi, jika masih ada makanan yang masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan melakukan metobilsmenya dengan normal.
Sehingga hal ini perlu penyesuaian lebih lanjut tergantung masing-masing orang dan kondisi tubuh orang yang melakukan Intermittent Fasting.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Boro-Boro Langsing! 4 Tren Diet dari TikTok Ini Malah Berujung Maut