Diserang Hama Tikus, Petani di Sragen Kembali Lakukan Tradisi Methil

14 Februari 2023 14:20 WIB
ilustrasi,
ilustrasi, ( Tribun Jabar)

Sragen, Sonora.ID - Sawah di Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen diserang tikus selama tiga tahun terakhir ini.

Musibah ini cukup membuat petani kewalahan karena sudah melakukan berbagai cara agar wabah tersebut segera hilang.

Suwarno selaku Kepala Desa Karangpelem mengaku heran karena pada dasarnya hanya desa nya saja yang diserang hama tikus, sedangkan desa daerah sekitarnya tidak.

“Dampak hama tikus lumayan parah, sampai sekarang masih ada, kenapa di desa lain tidak ada, hanya disini saja, atau mungkin induknya disini,” jelasnya saat diwawancarai oleh wartawan pada hari Senin (13/2/2023).

Di sisi lain, pemerintah desa juga sudah memasang rumah burung hantu di area sekitar persawahan.

Para petani mengurangi populasi tikus dengan cara ditembak dengan menggunakan penembak dari Perbakin Sragen. Kemudian Suwarno juga berencana untuk menggelar tradisi methil yang selama ini sudah ditinggalkan warga Karangpelem.

Baca Juga: Wacana Pemkab Sragen Naikkan Pajak, Tiket Wisata Sampai Retribusi Pasar Kena Imbas

Tradisi Methil merupakan sebuah tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu, dimana tradisi tersebut dilakukan sebelum padi dipanen.

“Ada kegiatan yang selama ini ditinggalkan, seperti syukuran methil, saat ini sementara ditinggalkan, ini sudah menampung usulan dari warga untuk dihidupkan lagi,” ujarnya.

Masyarakat di sekitar desa Karangpelem mempercayai jika tradisi ini dapat menghindarkan padi dari berbagai penyakit termasuk hama tikus dan sebagainya.

Selain itu dia juga menuturkan jika waktu yang tepat untuk melakukan tradisi methil ini adalah ketika buah padi sudah mulai berwarna kuning.

Selanjutnya diambil beberapa batang padi yang berjumlah ganjil, seperti 3 batang, 5 batang atau tujuh batang. Setelah selesai para petani berkumpul untuk melaksanakan tradisi kenduren di tulakan atau sering disebut sebagai tempat pertama air mengalir.

Tujuan dari diadakan tradisi methil ini adalah sebagai ucapan rasa syukur dan terimakasih masyarakat karena telah diberikan panen padi yang melimpah.

Masyarakat juga berharap untuk panen berikutnya masih tetap diberikan hasil yang melimpah dan dijauhkan dari mara bahaya, penyakit dan hama.

Walaupun terserang hama tikus, produksi panen padi di Desa Karangpelem masih cukup untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm