Renata : "What the hell, Oh my God. Kalau nilai ulangannya jelek, nanti dihukum"
Renal : “Paling hukumannya lari di lapangan“
Renata : “Bukan. Hukumannya pelajaran tambahan setiap pulang sekolah“
Renal : “Innalillahi“
Rio : “Aku cek dulu, siapa tahu guru“ ( Pergi )
Renal : “Ngapalin bab yang mana“
Rio : "Ada guru“ (Dateng) (Semua melihat ke pintu)
Ririn : “Loh. Kok sepi?“ (Datang)
Renal : “Huuu. Katanya ada guru“ (Nepuk bahu Rio)
Rio : “Iya ini guru. Guru masa depan“
Ririn : “Kamu bisa aja“
Renata : “kamu udah ngapalin Rin?“
Ririn : “Udah dong. Ririn“
Rio : “Ellleh. Sombong amet“
Ririn : “Biarin“
Renata : “Udah-udah jangan berantem“
Renal : “Iya, daripada berantem mendingan gini, siapa yang nilainya paling gede, dia yang menang, dan yang menang bisa nyuruh 1 kali kepada yang kalah“
Ririn + Rio : “Setuju!“
(Asep datang dari belakang) Asep : “Bapa juga setuju!“
Ririn dan Rio semakin mempersiapkan ulangannya matang-matang. Ririn melakukan gerakan 3B yaitu Belajar, Berdoa, dan Berusaha yang sudah biasa dilakukan. Sedangkan Rio merangkum semua bab dan menulisnya di kertas kecil untuk nanti dihafal saat ulangan dengan kata lain nyontek. Akhirnya saat ulangan pun tiba.
Asep : “Baiklah anak-anak, buka lembar soalnya se-se-sekarang“
Ririn : “Bismillah“ (Membuka dan mengisi soal)
Rio : “Inimah enteng“ (Membuka soal) (Saat Asep berbalik menempelkan kertas di punggung Asep untuk menyontek)
Rio : “Kalo ginikan ga akan ketahuan“ (ngisi)
Asep : “Bapa keluar dulu, jangan nyontek, jangan kerja sama, dan jangan ribut“ (Keluar)
Rio : "Rencana B“ (Menyilang kaki dan di alas sepatunya ada contekan)
Rio : “Ah. Bukan yang ini“ (Buka baju penghapus di dalamnya ada contekan“
Rio : “Ah yang ini“ (Nulis) (Ngeluarin contekan dari dasi)
Rio : "Ah yang ini juga“ (Nulis)
Rio : “Selesai“ (Liat Ririn dan yang lainnya masih belum selesai)
Akhirnya ulangan selesai dan beberapa hari kemudian Asep membagikan hasil ulangan.
Asep : “Ini“ (Membagikan)
Ririn : “Ye. Nilaiku 85“
Renal : "Hahaha. Aku ding 65, naik 5 dari ulangan yang lalu“
Rio : “Lah. Pak, kok nilai Saya 50?“
Asep : “Itu karena soal nomor 11-20 dibalik kertas nggak kamu isi“
Rio : “Aduh. Kok bapa ga kasih tahu Saya?“
Asep : “Kamu itu seharusnya bisa tahu dengan sendirinya, jangan ceroboh“
Renata : “siap-siap terima perintah Ririn aja“
Rio : “Iya deh iya“
Ririn : “Dengan ini Saya nyatakan Kamu tidak boleh nyontek lagi“
Asep : “Jadi Kamu nyontek?. Nilai Kamu bapa kurangi 6, jadi nilai Kamu -1“ (Mukul kepala Rio)
Akhirnya Rio tidak menggunakan cara yang yang kotor lagi. Dia menjadi lebih giat belajar dan lebih berhati-hati dalam mengisi soal
Contoh 5 Naskah Drama Persahabatan
Andi: “Shan, aku ingin cerita nih?”
Shani: “Cerita apa? Soal mimpi gilamu, kan? Kamu sekarang mau bermimpi apa lagi? Jadi astronot? Atau, berkelana ke planet Neptunus?”
Andi: “Hahaha, kau ini tahu saja. Aku memang mau menceritakan mimpiku. Tapi, mimpiku kali ini tidak seaneh yang dulu. Kali ini, mimpi yang aku wujudkan ini lebih realistis. Aku ingin jadi penulis novel, Shan. Tepatnya menjadi penulis novel fantasi. Kamu tahu sendiri kan kalau aku ini tukang ngayal. Jadi, aku merasa bahwa menjadi penulis novel fantasi adalah impian yang sepertinya bisa aku wujudkan.”
Shani: “Widih, tumben-tumbenan mimpimu realistis, mana bagus juga lagi. Eh, ngomong-ngomong, kamu udah bikin naskahnya belum?”
Andi: ” Udah, dong. Malah kemarin aku kirim ke penerbit.”
Shani: “Widih, mantap kali kalau begitu! Semoga naskah kamu diterima penerbit ya, Ndi.”
Andi: ” Aamiin. Makasih ya Shan”
Beberapa waktu kemudian.
Shani: “Ndi, bagaimana dengan naskah novel? Diterima penerbit tidak?”
Andi: “Nggak, nih Shan. Malahan, aku disuruh revisi sama penerbitnya. Mana revisiannya banyak lagi. Ah, sepertinya impianku untuk bikin novel fantasi bukanlah impian yang bisa aku wujudkan.”
Shani: “Yaelah, Ndi. Naskah kamu kan cuma disuruh direvisi; bukan ditolak. Jadi, naskah kamu masih punya kesempatan buat diterbitkan oleh penerbit. Lagian, kalau tidak diterbitkan di penerbit yang kamu tuju itu, kamu masih bisa kirim ke penerbit lain. Iya, kan?”
Andi: “Iya sih, Shan. Eh, ngomong-ngomong, terimakasih ya atas masukannya.”
Shani: ” Sama-sama, Ndi.”
Andi pun kembali merevisi naskah novelnya tersebut. Shani sebagai sahabatnya pun terus memberi dukungan dan masukan kepada Andi. Singkat cerita, novel fantasi karangan Andi pun terbit dan digemari oleh banyak pembaca.
Baca Juga: Contoh Naskah Drama Bahasa Sunda 7 Orang, Si Koret Budak Koret
Contoh 6 Naskah Drama Persahabatan
Alwi : Kenapa ya.. persahabatan 3BG kok sangat erat? aku ingin persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya? (diam sambil memikir sesuatu)
Alwi : Ah, aku punya ide, aku curi saja dompetnya Andin, dan setelah itu aku Taruh saja di tasnya Aulia, Andin dan Audy pasti akan Akan menuduh Aulia.
Terlihat anggota 3BG masuk kedalam kelas tertawa-tawa.
Andin : (sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat gelisah)
Audy : Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?
Andin : Aduh gimana nih, dompetku hilang.
Aulia : Kok bisa hilang, mungkin ada di rumah kamu.
Andin : Nggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah aku masukkan ke dalam tasku.
(Tiba-tiba Alwi memotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)
Alwi : Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.
Andin : Emangnya siapa Al ?
Alwi : Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Aulia.
Audy : Nggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu banget sih.
Alwi : Ya sudah kalau kamu nggak percaya, kamu geledah tasnya Aulia.
Andin : Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tas mu untuk Membuktikan omong kosongnya Alwi.
Aulia : Ya sudahlah nggak apa ?” Andin dan Audy menggeledah tasnya Aulia dan beberapa lama kemudian dompet Andin ditemukan di atasnya Aulia.
Alwi : Tuhkan bener kataku, Aulia si miskin itu yang mencurinya.
Andin : Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang sama kami, bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.
Aulia : Tapi bukan aku yang mencurinya.
Alwi : Terus kamu tuduh aku yang mencurinya, jelas dompet Andin ada ditas kamukan?
Audy : Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.
Andin : Mulai saat ini kamu tidak akan jadi sahabat kami lagi.
Contoh 7 Naskah Drama Persahabatan
Yuda : Ngga, sepertinya ini hari terakhir kita bermain bersama.
Rangga : Kenapa emangnya?
Yuda : Setelah liburan, aku harus pindah ke kota lain karena ayahku dipindahkan ke kota lain.
Rangga : Yah, saya sedih tidak punya teman untuk bermain.
Yuda : Ya, mau bagaimana lagi, ngga. Tapi jangan sedih, ya. Ketika ada waktu, saya akan datang ke sini lagi. Jadi, kita masih bisa bermain bersama lagi.
Rangga : Ya, yud. Saya akan menunggu. Saya harap Anda dapat memiliki teman baik, sehingga Anda tidak akan sendirian saat Anda di sana.
Yuda : Aamiin. Kamu juga, ngga.
Baca Juga: Contoh Naskah Drama Bahasa Sunda 7 Orang, Si Koret Budak Koret