"Selain itu juga akan ada diskusi dan presentasi terkait upaya-upaya yang telah dilakukan serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program Bangga Kencana dan penurunan stunting di Jawa Barat," imbuhnya.
BKKBN Jabar, kata Wahidin, juga telah menjalan Program Pemerintah lainnya, seperti diantaranya Pengendalian Kuantitas Penduduk, keberhasilan tersebut ditandai dengan telah menurunnya Indikator Laju Pertumbuhan Penduduk Jabar menjadi 1,34 pada tahun 2020, begitu juga dengan capaian Pola Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR) yang sudah mencapai 2,11 dan Kelahiran Kelompok Umur (ASFR) Usia 15-19 Tahun yang turun menjadi 24,46/1000 Kelahiran.
"Hasil TFR menunjukan bahwa Jawa Barat telah menuju Replacement Level atau Penduduk Tumbuh Seimbang (seorang Ibu akan digantikan oleh 1 Anak Perempuan)," ungkapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, stunting menjadi masalah bersama, itulah mengapa isu stunting ini harus diurus oleh semua dinas.
"Semua (dinas) harus terlibat dalam penurunan stunting ini. Jadi satu ASN jadi bapak asuh anak stunting, sehingga 800.000 anak stunting diurus oleh 800.000 ASN, maka kita bisa lihat dua tahun kedepan akan seperti apa Provinsi Jawa Barat," tegas Gubernur.
"Kualitas SDM jadi ukuran penting, kalau Indonesia ingin menjadi negara Adidaya, menuju Indonesia menjadi negara Maju Negara Adidaya di tahun 2045, ada tiga syarat utama yaitu 1. Demokrasi damai dan kondusif, dimana sosial politik harus kondusif, 2. Ekonomi 5%, Ekonomi digital harus dikusai, 3. Tidak boleh ada stunting didalam generasi kita, harus menciptakan generasi kompetetif dan bebas stunting," pungkas Gubernur.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News