Bandung, Sonora.ID - Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Pemerintah baik pusat maupun daerah menjadikan pencegahan dan penurunan angka stunting sebagai salah satu prioritas. Terkait hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar, menghadirkan program cegah dan penurunan stunting, yaitu Program Bangga Kencana.
"Bangga Kencana adalah program pemerintah pusat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu hamil, bayi, dan balita di Indonesia," ucap Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Wahidin saat pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana Provinsi Jabar di Bandung, Selasa (14/2/2023).
Program ini, lanjut Wahidin, mengusung konsep pelayanan kesehatan yang holistik, terpadu, dan berkelanjutan.
"Dalam konteks Jawa Barat, program Bangga Kencana diintegrasikan dengan program penurunan stunting, yang merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan," lanjut Wahidin.
"Dan untuk mewujudkannya perlu ada peningkatan sinergitas dan kolaborasi berbagai pihak," ucap lagi.
Baca Juga: Pemkot Bandung Tertibkan PKL di Kawasan Masjid Al Jabbar
Diketahui, Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana Provinsi Jabar dihadiri pula oleh Gubernur Ridwan Kamil, Perwakilan Bupati/Walikota se Jabar, Dinas Kesehatan, dan para stake holder lainnya.
Masih dalam sambutannya Wahidin mengatakan, bahwa pada rakerda ini juga ada kesepakatan bersama untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi berbagai pihak serta kolaborasi dalam hal pengembangan program dan pelaksanaan kegiatan.
“Kegiatan ini merencanakan, menyusun dan membahas kebijakan dan strategi operasional pelaksanaan pada tahun 2023, dan yang paling penting adalah sebagai forum konsolidasi dan menggalang penguatan komitmen bersama,” ucap Wahidin.
"Selain itu juga akan ada diskusi dan presentasi terkait upaya-upaya yang telah dilakukan serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program Bangga Kencana dan penurunan stunting di Jawa Barat," imbuhnya.
BKKBN Jabar, kata Wahidin, juga telah menjalan Program Pemerintah lainnya, seperti diantaranya Pengendalian Kuantitas Penduduk, keberhasilan tersebut ditandai dengan telah menurunnya Indikator Laju Pertumbuhan Penduduk Jabar menjadi 1,34 pada tahun 2020, begitu juga dengan capaian Pola Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR) yang sudah mencapai 2,11 dan Kelahiran Kelompok Umur (ASFR) Usia 15-19 Tahun yang turun menjadi 24,46/1000 Kelahiran.
"Hasil TFR menunjukan bahwa Jawa Barat telah menuju Replacement Level atau Penduduk Tumbuh Seimbang (seorang Ibu akan digantikan oleh 1 Anak Perempuan)," ungkapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, stunting menjadi masalah bersama, itulah mengapa isu stunting ini harus diurus oleh semua dinas.
"Semua (dinas) harus terlibat dalam penurunan stunting ini. Jadi satu ASN jadi bapak asuh anak stunting, sehingga 800.000 anak stunting diurus oleh 800.000 ASN, maka kita bisa lihat dua tahun kedepan akan seperti apa Provinsi Jawa Barat," tegas Gubernur.
"Kualitas SDM jadi ukuran penting, kalau Indonesia ingin menjadi negara Adidaya, menuju Indonesia menjadi negara Maju Negara Adidaya di tahun 2045, ada tiga syarat utama yaitu 1. Demokrasi damai dan kondusif, dimana sosial politik harus kondusif, 2. Ekonomi 5%, Ekonomi digital harus dikusai, 3. Tidak boleh ada stunting didalam generasi kita, harus menciptakan generasi kompetetif dan bebas stunting," pungkas Gubernur.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News