Kelebihan cerpen ini ialah bahasa yang digunakan oleh pengarang sangat sederhana yang membuatnya mudah dipahami para pembaca. Akan tetapi kekurangannya ialah cerita ini mengangkat tema tentang kehidupan remaja. Jadi ada kemungkinan tidak semua orang menyukainya.
Simpulan
Di luar itu, cerpen ini adalah bacaan yang sangat menarik untuk dibaca remaja. Sebenarnya juga cerpen ini menunjukkan bahwa cita-cita itu harus diwujudkan tanpa melupakan tugas serta kewajibannya.
Contoh 2
Identitas Cerpen
Judul : Robohnya Surau Kami
Penulis : A.A Navis
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit :November 2010, cetakan ke-17
Tebal Halaman: 142
Sinopsis Cerpen
Cerpen berjudul Robohnya Suraunya Kami mengisahkan tentang penjaga surau yang sebenarnya taat beribadah namun bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya. Penyebab dia mengambil keputusan tersebut ialah dia menerima sindiran dari seseorang yang mengatakan bahwa hidup tidak akan diridhoi oleh Allah SWT apabila hanya beribadah saja tanpa melakukan amal kemasyarakatan.
Kejadian ini bermula di sebuah surau tua di suatu tempat. Penjaga surau yang disebut dengan Garin itu lantas datang ke surau tersebut dengan segenap keikhlasan hatinya serta adanya izin dari masyarakat setempat untuk mengurus surau yang nyaris ambruk itu.
Penjaga surau ini bisa hidup dengan sedekah dari orang lain. Dia bekerja sebagai pengasah pisau dan banyak mengisi hidupnya dengan beribadah. Dia bekerja biasa saja, tidak ngotot karena memang hidup sendiri. Hasil kerjanya tersebut bukan untuk orang lain, bukan pula untuk anak serta istrinya yang tidak pernah terpikirkan.
Pada suatu ketika, Ajo Sidi datang serta berbincang-bincang dengan si penjaga surau. Keduanya melakukan perbincangan yang sangat seru, tetapi setelah Ajo Sidi pulang, si penjaga surau menjadi kesal, murung serta sedih. Penjaga surau merasa bahwa apa yang dikatakan oleh Ajo Sidi adalah suatu sindiran serta ejekan untuk dirinya.
Penjaga surau memang tidak pernah mengingat istri dan anaknya, tetapi toh dia juga bahkan tidak memikirkan hidupnya sendiri karena memang tidak ingin membangun rumah dan tidak ingin kaya. Hidupnya, lahir dan batin diserahkannya kepada Tuhan. Dia tidak mengganggu orang lain ataupun membunuh seekor lalat.
Penjaga surau justru senantiasa memuji, bersyukur, bersujud serta memanjatkan doa kepada Tuhannya. Apakah itu salah dan Tuhan membencinya? Atau dia sama saja dengan Haji Saleh yang tampak taat di mata manusia tetapi justru lalai di hadapan Tuhan. Akhirnya dia akan dimasukkan ke dalam neraka kelak dan penjaga surau memikirkan hal ini dengan segenap perasaannya.
Penjaga surau tidak kuat memikirkannya sehingga dia memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. Dia memilih menggorok lehernya sendiri menggunakan pisau cukur. Kematian penjaga surau itu membuat geger masyarakat. Mereka berusaha mengurus serta menguburkannya.
Akan tetapi, ada satu orang yang tidak peduli akan kematiannya. Orang itu adalah Ajo Sidi yang pada saat orang-orang mengantar jenazah si penjaga surau ke pemakaman, dia memilih tetap pergi bekerja.
Kelebihan dan Kekurangan