Sonora.ID – Bagi kamu yang sedang menjalani program diet, tentu sudah tidak asing dengan kata kalori.
Kalori adalah energi yang didapatkan dari makanan dan minuman yang dibutuhkan tubuh agar bisa beraktivitas dan menjalankan fungsinya dengan baik.
Namun, sisa kalori yang tidak diubah menjadi energi akan disimpan ke dalam tubuh sebagai lemak.
Makanya, kalau kamu ingin menjaga berat badan agar tetap ideal, selain berolahraga, kamu juga harus mengatur kebutuhan kalori per hari agar tidak kelebihan ataupun kekurangan.
Itulah alasannya mengapa cara menghitung kalori makanan yang benar merupakan bekal penting terutama untuk kamu yang sedang menjalani diet.
Baca Juga: 9 Gerakan Olahraga Mengecilkan Perut Buncit, Cepat dan Ampuh Bikin Perut Rata!
Tujuan utama menghitung kalori makanan adalah meningkatkan kesadaran terhadap apa yang dikonsumsi, terutama ketika menjalani diet sehat.
Dengan begitu, Anda bisa lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan membatasi porsi makan.
Jumlah kebutuhan kalori setiap orang berbeda-berbeda, tergantung jenis kelamin, usia, tinggi dan berat badan, serta metabolisme tubuh.
Rata-rata pria dewasa memerlukan sekitar 2.000–2.650 kalori per hari, sedangkan wanita dewasa membutuhkan sekitar 1.800–2.250 kalori setiap harinya.
Rekomendasi jumlah asupan kalori di atas merupakan perkiraan kebutuhan kalori pada orang yang sehat dengan tingkat aktivitas fisik ringan, misalnya pekerja kantoran.
Lantas bagaimana cara menghitung kalori makanan yang benar?
Menggunakan aplikasi penghitung kalori makanan
Kini sudah banyak aplikasi penghitung kalori makanan yang bisa Anda jadikan acuan. Cara ini sangat mudah dan bisa dilakukan dimanapun, termasuk saat Anda sedang makan di luar rumah.
Anda cukup memasukkan nama makanan atau minuman yang dikonsumsi dan setelah itu, jumlah kalori yang ada pada menu tersebut bisa langsung diketahui.
Selain dengan aplikasi, Anda juga bisa mengetahui jumlah kalori makanan dengan mengukur atau menimbangnya.
Membaca informasi nilai gizi makanan
Salah satu cara menghitung kalori makanan yang paling mudah yakni membaca informasi nilai gizi pada kemasan makanan.
Hampir setiap produsen makanan diharuskan menyertakan informasi nilai gizi pada produk kemasan.
Informasi ini biasanya bisa Anda jumpai dalam bentuk grafik pada bagian belakang atau samping kemasan.
Bila Anda ingin tahu apa saja kandungan gizi makanan yang dikonsumsi, label fakta gizi adalah solusi yang Anda cari.
Sebagai contoh, label nilai gizi sebuah makanan biasanya memiliki berapa banyak kandungan kalori satu porsi di dalamnya.
Untuk mencapai atau menjaga berat badan ideal, Anda perlu menyeimbangkan asupan jumlah kalori dengan kalori yang akan dibakar.
Gunakan perbandingan
Saat sedang makan di restoran atau tempat lain di luar rumah, membandingkan kalori makanan dengan hal lain yang familiar dengan keseharian, bisa menjadi pilihan cara yang lebih mudah.
Hanya saja, cara ini umumnya kurang akurat. Untuk mempermudah penghitungan kalori makanan, kita bisa menggunakan perbandingan di bawah ini.
Perlu diingat bahwa tidak ada ilmu pasti yang digunakan untuk menghitung kalori makanan.
Kita juga tidak perlu terlalu terbebani untuk menghitung asupan makanan dengan begitu akurat.
Baca Juga: Satu Indonesia Kena Tipu! Nggak Cocok Buat Diet, 5 Makanan ini Justru Bikin Perut Belendung!
Menggunakan Rumus Harris-Benedict
Rumus Harris-Benedict merupakan salah satu rumus yang sering digunakan oleh ahli gizi.
Rumus ini memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas Anda.
Pertama-tama, Anda perlu menghitung basal metabolism rate (BMR) terlebih dahulu.
BMR atau laju metabolisme basal adalah perkiraan jumlah energi yang digunakan untuk menjalankan fungsi dasar tubuh dalam kondisi istirahat.
BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus berikut.
Pada rumus di atas, berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi badan dalam satuan sentimeter (cm).
Hasil dari penghitungan tersebut kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik. Anda dapat mengikuti panduan kategori berikut.
Sebagai contoh, ada seorang wanita berusia 26 tahun yang memiliki berat badan 60 kg dan tinggi badan 160 cm. Kegiatan sehari-harinya pergi bekerja dan jarang berolahraga.
Berarti, kebutuhan kalori per hari wanita tersebut adalah 1.848 kkal.
Rumus WHO
Cara menghitung kebutuhan kalori (energi) dengan rumus WHO lebih sederhana dibandingkan rumus Harris-Benedict.
Rumus untuk menghitung kalori ini tidak memperhitungkan tinggi badan, melainkan dibagi berdasarkan kategori usia.
Sebagai contoh, untuk mencari kebutuhan energi seorang wanita berusia 18 – 29 tahun, digunakan rumus 14,7 × (berat badan dalam kilogram) + 496.
Sementara untuk mencari kebutuhan energi pria usia 18 – 29 tahun, digunakan rumus 15,3 × (berat badan dalam kilogram) + 679.
Hasilnya kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik seperti pada rumus Harris-Benedict. Untuk memperdalam pemahaman, Anda bisa mengamati contoh berikut.
Seorang wanita berusia 20 tahun dengan berat 50 kg yang hampir jarang berolahraga ingin mengetahui kebutuhan kalorinya.
Dengan rumus WHO, diperoleh kebutuhan kalori harian wanita tersebut adalah 1.231 kkal. Jika disesuaikan dengan aktivitas fisik, jumlah kebutuhan kalorinya adalah 1.477,2 kkal.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Tanpa Diet Ketat, Makanan Enak dan Murah Ini Ternyata Bikin Perut Rata dalam Hitangan Hari!