Boyolali, Sonora.ID - Banyak petani yang berasal dari lereng Merapi-Merbabu masih trauma dengan wortel.
Hal ini disebabkan karena melimpahnya wortel dari Berastagi beberapa waktu lalu menjadikan wortel lokal seolah tidak ada harganya. Bahkan sempat untuk sekilonya hanya dihargai seribu rupiah saja untuk sekilonya. Padahal saat itu panen wortel sangat melimpah.
Sayuran diyakini mempunyai manfaat yang dapat meningkatkan ketajaman mata itu tidak laku satupun yang akibatnya petani menjadi tidak untung. Dari peristiwa ini membuat tidak banyak petani di daerah lereng Merapi-Merbabu yang menanam sayuran wortel.
“Ini yang menanam sayuran wortel tinggal seperempatnya saja. Banyak yang masih takut jika harganya tak laku lagi”, ujar Pujiono, salah satu petani di Gebyok, Selo saat diwawancarai oleh wartawan pada hari Kamis (16/2/2023).
Baca Juga: Jalan Penghubung Cepokosawit Amblas, 1 Mobil Terperosok
Ia juga mempunyai tanaman wortel yang terletak di samping rumahnya. Sayuran wortel sudah ditanam sejak 3 bulan lalu itu sudah memasuki waktu untuk dipanen.
“Ya kalau di lahan saya ini, paling tidak bisa menghasilkan 3-4 kuintal wortel nantinya”, ucapnya.
Walaupun hanya beberapa petani saja yang menanam wortel, hingga saat ini harga untuk sayuran ini masih rendah. Pujiono menduga masih ada pasokan sayuran wortel dari Berastagi yang masuk di Pasar Sayur Cepogo. Pasar ini merupakan sentral pasar sayur yang ada di Jawa Tengah.
Dari petani yang menanam sayuran wortel untuk harga sekilonya hanya Rp 4 ribu saja.
“Harganya itu naik turun. Hari ini bisa Rp 4 ribu. Besok bisa jadi Rp 3 ribu atau malah Rp 2 ribu”, tambahnya.
Petani sayur wortel yang lainnya bernama Painem menjelaskan jika turunnya harga wortel tahun lalu membuat petani menjadi rugi besar.
“Pas anjlok kemarin, petani jelas rugi. Untuk menutup biaya produksi saja tidak bisa”, jelasnya.
Tak salah jika banyak petani yang tidak menanam sayur wortel. Petani juga lebih memilih menanam sayur yang lainnya. Seperti kol, brokoli, cabai, tomat dan masih banyak lagi. Akan tetapi untuk tanaman kol saat ini kurang bagus.
“Banyak serangan hama, pertumbuhannya kurang bagus.” ujarnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News