Sonora.ID - Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (KPw BEI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Pintor Nasution mengatakan, Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyusutan nilai (mata uang) setiap tahunnya adalah melalui investasi di usia produktif.
Namun, banyak yang belum memahami bagaimana cara berinvestasi yang praktis, mudah, dan terjangkau, terutama bagi generasi milenial yang baru mulai berkarir.
Hal itu disampaikan dalam siaran persnya yang diterima wartawan, Jumat (18/02/2023).
Dalam bayangan sebagian kaum milenial, berinvestasi butuh modal besar, sehingga seringkali mayoritas anak muda menunda atau menunggu punya uang dalam jumlah yang besar.
"Yang terjadi, tidak mulai-mulai berinvetasi dan tanpa sadar sudah memasuki usia pensiun. Oleh karena itu, banyak yang kemudian menjadi generasi “Sandwich” atau generasi yang terjepit, karena perlu membiayai orangtua yang sudah pensiun dan membiayai anak-anak mereka, “terang Pintor.
Maka dari itu, Pintor mengajak untuk bisa memutuskan jebakan menjadi “Sandwich Generation” dengan cara berinvestasi sejak dini.
BEIBaca Juga: BEI Sumut: Layanan Data Perdagangan Pasar Modal Bisa Diakses Publik
“Sejak ketika mendapatkan income pertama, atau gaji pertama. Caranya, dengan menyisihkan 10% saja dari total penghasilan per bulan. Kemudian, setiap individu dapat mengalokasikan dana tersebut dengan cara membeli produk investasi reksa dana yang terjangkau buat kantong milenial, “ ungkap Pintor.
Diterangkannya, Cukup dengan Rp 100 ribu per bulan, masing-masing calon investor bisa mulai berinvestasi reksa dana. Prinsip investasi salahsatunya adalah berinvestasi sedini mungkin agar dapat melipatgandakan uang di masa depan.
"Artinya, dana investasi yang dikelola setiap individu berpotensi memberikan return investasi setiap tahun. Walaupun hanya Rp 100 ribu tiap bulan, jika disisihkan secara konsisten selama 30 tahun ke depan, nilainya akan bertumbuh bagaikan bibit tanaman yang dalam jangka panjang akan menjelma menjadi pohon yang kokoh dan tidak berhenti berbuah. Apalagi jika jumlah investasi tersebut ditambah secara berkala seiring kenaikan penghasilan. Dengan tetap berpatokan pada komposisi 10% setiap bulan dari gaji atau income usaha, “katanya.