Makassar, Sonora.ID - BMKG Wilayah IV Makassar kembali mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi pada 20–22 Februari 2023.
Dampak cuaca ekstrem tersebut yakni potensi banjir di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan. Hal itu disampaikan Kepala BMKG IV Makassar, Irwan Slamet melalui siaran pers yang dikeluarkan baru-baru ini.
Irwan menyampaikan, potensi banjir di pesisir barat Sulsel terjadi karena bertepatan dengan fase pasang maksimum bulanan.
Pemantauan dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan.
"Bibit siklon 91 P di Teluk Carpentaria–Australia bagian utara dan daerah konvergensi di wilayah Sulsel dapat memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan dan kecepatan angin," jelas Irwan.
Untuk periode 20–22 Februari 2023, BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Sulsel bagian barat.
Wilayah tersebut meliputi, Kota Makassar, Parepare, Kabupaten Barru, Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Maros, Gowa, dan Takalar.
Sementara di wilayah Sulsel bagian selatan meliputi Kabupaten Jeneponto dan Kepulauan Selayar berpotensi angin kencang di pesisir barat dan selatan Sulsel.
Baca Juga: Mitigasi Genangan, Dosen Unhas Dorong Opimalisasi Kolam Retensi
Tak hanya itu, gelombang dengan kategori sedang (1,25 – 2,5 meter) berpotensi terjadi di Perairan Parepare, Perairan Spermonde di Pangkep bagian barat, Perairan Spermonde Makassar bagian Barat, Perairan Spermonde Makassar, Perairan Barat Kep. Selayar, Teluk Bone Utara, dan Teluk Bone Selatan.
Adapun gelombang dengan kategori tinggi (2,5 – 4,0 meter) terjadi di Selat Makassar bagian selatan dan Perairan Sabalana.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap situasi tersebut. Khususnya di wilayah Makassar, Parepare, Maros, Pangkep, Barru, Gowa Takalar, Jeneponto, dan Kepulauan Selayar.
"Dampak yang dapat terjadi meliputi banjir bandang, banjir dan stagnasi, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, serta keterlambatan jadwal penerbangan dan pelayaran," sebut Irwan.
BMKG juga meminta para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi dan selalu mengikuti informasi dari BMKG.
Hal tersebut bertujuan untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik.
“Menangani kondisi tersebut diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi,” tutupnya.