Sonora.ID - Orang tua kerap memuji anaknya ketika melakukan hal yang baik atau melakukan pencapain yang baik.
Namun faktanya, terlalu sering memberikan pujian pada anak bisa menjadi dua mata pisau karena tidak selalu berdampak positif.
Memuji anak bisa menyebabkan masalah lain yaitu demotivasi atau kurangnya semangat mencoba sesuatu pada anak. Mengapa demikian?
Hal ini bisa dimisalkan pada anak yang baru saja mengenali sepatu dan bisa memakainya dalam sekali mencoba, pastinya sebagai orang tua kita akan langsung memuji tindakan tersebut.
Baca Juga: 10 Makanan Ibu Hamil Muda Agar Anak Cerdas dan Pintar
Pujian yang kita lontarkan bisa membuat anak merasa bangga dan berpikir bahwa ia bisa melakukan apa saja setelah sekali mencoba.
Sementara itu pada kesempatan lain, jika ia tidak bisa melakukan suatu hal dalam sekali coba, akan menyebabkan anak merasa demotivasi.
Mereka mungkin akan marah pada dirinya karena kegagalan yang dialaminya ketika mencoba sesuatu.
Jika hal tersebut mulai terjadi pada anak, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya untuk mencari solusi akan masalah tersebut.
Baca Juga: Contoh Kalimat Pujian untuk Anak SD Kelas 1, Sederhana tapi Membekas
Dibandingkan dengan memuji anak saat berhasil, pujilah anak ketika dia berusaha dan berproses dalam melakukan sesuatu.
Misalnya dengan mengatakan, “Begini memang cara kita belajar sesuatu”, atau dengan kalimat, “Kamu sudah melakukannya dengan baik, tidak apa jika gagal di percobaan pertama”.
Apabila anak mencapai peringkat pertama di kelas, Anda bisa menanyakan bagaimana perasaannya berada di peringkat atas.
Hal ini dinilai lebih bijaksana dan tidak membuat anak demotivasi. Dengan begitu, kini Anda bisa menerapkan hal ini agar anak tidak meletakkan ekspektasinya terlalu tinggi ketika melakukan segala hal, karena yang terpenting dari semua itu adalah prosesnya.
Penulis: Millatul Cholidah
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.