Sonora.ID – Pada artikel kali ini akan membahas mengenai naskah pantomim yang dilengkapi pengertian dan contohnya.
Pantomim merupakan salah satu jenis pertunjukan senit eater yang berfokus pada gerak tubuh dan mimik muka.
Pantomim sendiri berasal dari bahasa latin, ‘pantomimus’ yang berarti meniru segala sesuatu.
Keunikan pantomim terletak pada kemampuan bercerita aktornya hanya dengan gerak tubuh dan mimic muka, tanpa suara mapun dialog.
Pantomim sendiri dapat dilakukan oleh satu orang, berpasangan, maupun kelompok.
Nah, daripada penasaran, berikut ini contoh naskah pantomim.
Contoh naskah pantomim tentang kebersihan
Dua anak Basit dan Ariq baru bangun tidur. Keduanya menggerak-gerakkan badannya yang masih kaku. Mereka berdua merapikan tempat tidur mulai dari menata bantal, merapikan sprei, dan melipat selimut. Basit bercanda merebut selimut Ariq, terjadilah tarik-tarikan diantara keduanya dan akhirnya mereka berdua terpental Selang beberapa lama keduanya pergi mandi. Ariq langsung mandi di kamar mandi sedangkan Basit malah mengantuk di depan kamar. Tak lama kemudian Basit mendengar kalau Ariq sedang mandi, lalu Basit mengintip. Ariq selesai mandi, lalu keluar dari kamar mandi. Ternyata Basit mendorong pintu dari luar, terjadilah dorong-mendorong diantara keduanya sampai pintu terjatuh ke lantai. Mereka pun tertawa. Selanjutnya Basit mandi, Ariq berpakaian di kamar. Basit keluar kamar mandi setelah selesai mandi, pada saat sampai keluar pintu kamar mandi handuknya lepas. Dengan tergesa-gesa dia membetulkan handuknya dan menuju ke kamar untuk berpakaian. Ketika berpakaian Ariq mengatur meja belajar dengan menata buku yang berserakan. Basit keluar dari kamarnya, kemudian keduanya sepakat untuk mengatur ruang tamu. Mulai dari menyapu, mengepel dan menata ruang tamu. Setelah itu mereka berdua pergi menyiram tanaman dan mencabuti rumput di halaman rumah. Selesai membersihkan halaman keduanya mencuci tangan dan bergegas untuk sarapan pagi. Mereka makan sangat lahap, bahkan di sela-sela makan ada salah satu yang kesedag sampai batuk. Selesai makan Basit mengambil buah pisang sebagai makanan penutup, tapi kulit pisang tersebut dibuang sembarangan olehnya. Ariq menasehati Basit untuk membuang sampah pada tempatnya, kemudian diambilnya kulit pisang itu, lalu dibuang ke tempat sampah.
Baca Juga: 7 Contoh Naskah Drama Persahabatan, Pendek dan Mudah Dihafal
Contoh naskah pantomim tentang pedagang balon
Seorang penjual balon masuk ke dalam panggung sambil naik sepeda. Si penjual melambaikan tangan ke arah penonton. Setelah itu sampailah pada sudut jalan. Si penjual balon sambil menunggu pembeli dia meniup balon-balon itu satu persatu untuk dijual. Setelah membereskan balon dagangannya dia lalu menjajakan balonnya.
Waktu berlalu, tetapi tidak satu pun ada yang membeli, penjual balon sedih hatinya. Dia lalu berdoa memohon supaya ada pembeli. Tidak berapa lama datang pembeli, penjual balon senang melayani dengan gembira. Semakin lama semakin banyak pembelinya, sang penjual mulai kewalahan dengan permintaan yang aneh-aneh dari para pembeli: ada yang minta balonnya ditiup lebih besar, ada yang minta balonnya ditukar, ada yang minta talinya dipanjangkan.
Si penjual balon mulai marah dan mengusir para pembelinya. Begitu sadar dia menyesal, bahwa dia telah berbuat tidak baik terhadap orang lain yang telah memberinya rezeki. Dengan wajah sedih dan kecewa dia berdoa mohon ampun kepada Tuhan, lalu meniup kembali balon-balon itu hingga banyak sekali. Tanpa sadar, balon yang tertiup sudah banyak hingga membuat si penjual balon terbawa oleh balon-balon dan terbang tinggi melayang hingga silam di balik panggung. Selesai.
Baca Juga: 5 Contoh Naskah Drama Pendek tentang Sikap Toleransi pada Sesama
Contoh naskah pantomim tentang sekolah
Suatu malam, Adi sedang belajar matematika. Dengan serius dia menghitung soal-soal pekerjaan rumahnya. Tak terasa hari sudah mulai larut malam. Mungkin karena sulitnya soal, Adi berpikir keras, hingga akhirnya dia tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi. Pagi menjelang, tiba-tiba Adi bangun dan tersentak kaget. Jam weker di meja belajarnya sudah menunjukkan pukul 06.30. Terlambat, pikir Adi. Dengan terburu-buru dia pergi ke kamar mandi, tak lupa gosok gigi, dan karena sudah terlambat Adi hanya cuci muka saja.
Kemudian dia berganti pakaian dengan seragam sekolahnya. Waduh, sudah jam 06.30 lewat! Dengan lebih cepat lagi, dia mengambil tas sekolahnya, menyambar sepeda pancalnya, lalu berangkat dengan cepat. Di perjalanan Adi ngebut. Salip kanan, salip kiri, meluncur dengan cepat, tapi tak lupa menyapa tetangga. Tiba-tiba ada penyeberang jalan, dia mengerem mendadak sepedanya. Namun, untung tak dapat diraih, malang menimpanya. Tabrakan tak bisa dihindari. Adi jatuh bergulung-gulung, tapi anehnya dia tidak apa-apa, luka pun dia tidak merasa, sepedanya juga baik-baik saja. Dia langsung bangun dan mengambil sepedanya. Sembari membungkuk-bungkuk, dia meminta maaf dan menjelaskan mengapa terburu-buru; karena terlambat ke sekolah.
Wah! Sudah jam 7, rasanya kena marah Pak Guru. Adi meneruskan perjalanannya. Dia pacu sepedanya, tapi kali ini dia tidak berani mengebut. Sampai akhirnya, gerbang sekolah sudah kelihatan. Dengan wajah penuh ketakutan, dia menoleh ke kanan ke kiri. Mungkin ada teman yang terlambat juga. Sesampai di depan sekolah, Adi membuka gerbang. Terkunci. Waduh, bagaimana ini? Dia melihat-lihat ke dalam lalu menggapai atas pagar, siapa tahu kelihatan penjaga sekolah. Sepi …, tidak ada seorang pun di dalam sekolah. Tiba-tiba pundaknya ditepuk seseorang. Ternyata Joko teman sekelasnya. Ah, ternyata hari ini tanggal merah, hari libur. Lega dan malu bercampur jadi satu perasaan dalam hati Adi. Akhirnya, Adi pulang dengan tersenyum malu. Sesampainya di rumah, Adi mengambil buku dalam tasnya untuk dibaca hingga akhirnya tertidur di meja belajarnya. Tiba-tiba … “Adi, bangun! Kamu tidak berangkat sekolah? Ayo bangun, Nak!” ibunya membangunkan. Antara sadar dan tidak, Adi menunjuk kalender. “Hari ini libur, Bu”. “Lho, hei, lihat lagi kalendernya, ini bukan hari libur! Ayo bangun. Kamu sudah terlambat!” Ha! Iya, hari ini bukan hari libur. Waduh, kurang lima menit lagi bel sekolah. Aduh Mak, ini kenyataan, yang tadi adalah mimpi. Wah, terlambat lagi. “Ayo, sekolah!!” bentak ibunya.
Baca Juga: 5 Contoh Naskah Drama Komedi, Lucu dan Singkat Tapi Bikin Ngakak!