Akhirnya kami berduel. Rasanya mengasyikkan bermain bersamanya. Tak terasa waktu sudah sore, keringat kami bercucuran. Karena lelah kami istirahat sambil bersandar di tembok.
“Mainmu asyik juga. Lo gak terlalu kaku pasti udah pernah belajar bulu tangkis sebelumnya ya?,” tanya Violet.
“Iya, gue belajar dari ayah. Tapi, ya itu hanya tidak profesional. Gue baru hari ini masuk ekskul bulu tangkis,” jawabku dengan gugup berada di samping orang yang kukagumi.
“Wah… baru pertama kali masuk ekskul ya. Pantas saja aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Kalau gue nilai-nilai sih permainan lo sebagai pemula oke juga. Tinggal diasah aja. Kali aja lo bisa lebih dari gue,” tuturnya sambil tersenyum.
Mendengar pernyataan tersebut membuatku senang bukan kepalang. Aku semakin termotivasi untuk bisa sebanding dengannya. Kuputuskan untuk giat latihan. Tak pernah satu hari pun aku absen untuk datang latihan.
Aku dan Violet juga semakin dekat. Ia pada dasarnya adalah anak yang baik dan tidak pelit membagikan ilmunya. Beruntungnya aku menjadi penggemarnya dan aku tidak menyesal dulu memberanikan diri untuk berkenalan.
Kini, aku tidak hanya penggemar, tapi juga sahabat dari Violet. Kita juga saling support ketika mengikuti perlombaan kejuaraan.
Baca Juga: 8 Contoh Cerpen Remaja, tentang Motivasi Hidup hingga Asmara
4. Contoh Cerpen Pelajar yang Malas
Anita adalah siswa perempuan paling cantik di SMK Anugrah Banyumas. Dia selalu tampil dengan modis dan fashionable ketika ke sekolah. Banyak siswa perempuan lain merasa iri dengan kecantikan Anita.
Sebenarnya, dia adalah siswa yang aktif dalam berorganisasi. Dia pintar berkomunikasi.
Tetapi, untuk masalah prestasi akademik. Ia seringkali mendapatkan nilai di bawah KKM.
5. Contoh Cerpen Pelajar Mandiri
Astri Yulia seorang anak yatim piatu yang sangat mandiri. Ketika duduk di bangku SMK kelas X, ia berbeda dengan teman-teman yang lainnya.
Astri tidak hanya belajar untuk mencapai nilai yang bagus. Tetapi ia juga sudah mulai berjualan donat bikinannya sendiri.
Dia tidak merasa malu, bahkan ia juga menjual donat buatannya tersebut kepada Bapak/Ibu guru.
Setiap hari rasa donat yang dibuatnya berbeda-beda sehingga selalu banyak pembelinya.
Meskipun begitu, Astri juga tetap mengikuti organisasi sehingga temannya sangat banyak.
Ketika dia sudah lulus sekolah SMK, ia pun melanjutkan sekolah di Universitas Terbuka sambil bekerja di Toko Mas.
Akhirnya dia mendapatkan gelar S-1 dari hasil jerih payahnya sendiri. Hal tersebut, tentu sangat membahagiakan kedua orangtuanya.
Hal tersebut dikarenakan ia terlalu sering ikut kegiatan dalam berorganisasi.
Suatu ketika, ibunya bertanya, “Nit, setelah selesai sekolah, kamu mau kuliah atau kerja?”
“Mau kerja saja lah bu, sudah malas mikir belajar”. Jawab Anita
Di kemudian hari muncul lowongan pekerjaan yang bisa didaftar siswa-siswa SMK Anugrah Banyumas. Meskipun, belum mempunyai ijazah,tetapi mereka sudah bisa mendaftar dengan nilai rapot semester 1-5.
Kini, Anita merasa menyesal dirinya tak rajin belajar sejak kelas X sehingga dia tidak dapat ikut bersaing untuk mendaftar pekerjaan.
Baca Juga: 7 Contoh Cerpen Bahasa Bali Lengkap dengan Berbagai Tema dan Genre
6. Contoh Cerpen Tentang Kehidupan
Andi adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik Informatika di salah satu Perguruan Tinggi favorit di Jogjakarta. Setiap hari ia bertemu dengan aku di kampus. Suatu hari, dia bercerita kepadaku tentang masalah hidupnya. Dia berpikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan bahagia terlepas dari masalah yang dialami dalam hidupnya. Mereka terlihat seperti orang-orang yang tak memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya, Andi merasa tidak terlalu suka saat melihat temannya tersenyum bahagia.
“Haikal, kok aku aneh ya selalu merasa bahwa kehidupan orang lain selalu baik-baik aja bahkan kelihatan seperti tidak punya masalah, beda banget sama kehidupan aku yang rasanya kayak punya banyak beban terus aku juga merasa tidak bisa bahagia.” Kata Andi waktu itu.
Pada waktu itu juga aku mengatakan kepada Andi bahwa setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup yang ditanggung di pundaknya. Tentunya masing-masing beban hidup yang dialami setiap orang pasti berbeda-beda. Jika beban hidupmu selalu dibandingkan dengan orang lain maka percayalah bahwa semua itu akan semakin berat.
Yang selama ini dipikirkan Andi tentang orang lain tidak semuanya benar. Padahal dia sendiri tidak tahu betul bagaimana kondisi orang lain yang menurutnya selalu baik-baik saja bisa jadi kebalikannya, serta perjuangan orang-orang untuk menenangkan dirinya sendiri. Bisa saja mereka telah berhasil melalui masa-masa terberat dalam hidupnya.
Setelah itu, dia hanya terdiam merenungi perkataanku. Dia memikirkan apa yang aku katakan saat itu. Meskipun terkadang menasehati orang lain tidak semudah menasehati diri sendiri. Terkadang aku sendiri masih suka membanding- bandingkan diri dengan orang lain.
Waktu dulu aku juga pernah merasakan seperti di posisi Andi saat ini. Saat itu juga ada yang menasehati aku bahwa Tuhan selalu memberikan beban masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Oleh karena itu respon dari orang-orang pun juga berbeda-beda, terkadang ada yang merasa dibebani ada juga yang tidak.
“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa menghadapi masalah yang diberikan oleh-Nya, maka dari itu kalau soal porsi jangan ditanyakan ya, karena kita tahu kalau Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang kepadaku.
Mulai saat itu aku mulai introspeksi perihal diriku sendiri. Aku berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan yang menimpaku dengan hati yang lapang. Karena dengan begitu aku bisa menjadi bahagia. Aku juga tidak perlu membandingkan diriku dengan orang lain. Aku hanya perlu membandingkan diriku dengan aku yang kemarin. Maka dari itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik hingga saat ini.
Aku juga percaya jika setiap masalah yang menimpaku nantinya bisa menjadi pelajaran dalam hidupku. Karena selalu ada hikmah yang bisa aku ambil dari setiap suka dan duka ku. Yang membuat aku selalu yakin adalah setiap permasalahan ini datang dan dirancang oleh-Nya.
Baca Juga: Contoh Cerpen yang Bertemakan Tentang Menceritakan Diri Sendiri
7. Contoh Cerpen Tentang Diri Sendiri
Kenalkan, namaku Anna Mariana biasa dipanggil Anna. Aku adalah pekerja di perbankan swasta.
Asalku Cianjur, tapi aku harus menjalani pekerjaan jauh dari kampung halaman. Penempatan di kota Semarang membuatku harus lebih mandiri.
Setiap pagi, aku mulai bangun pagi sendiri, menyiapkan segala keperluan. Mulai dari menyetrika baju kantor, memasak, menyiapkan bekal dan sebagainya. Biasanya ibu menyiapkan semua itu untukku.
Aku anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakakku seorang dokter umum, bertugas di perbatasan Indonesia Malaysia, Natuna. Sudah 4 tahun kakakku, anak lelaki kebanggaan orang tua tidak pulang.
Bukan karena lupa rumah, tapi kakakku satu-satunya dokter umum yang bisa tinggal menetap lama di sana.
Yang lain, memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas karena memang medan disana sangat berat menurut kakakku.
Baiklah, dan kini aku yang sebelumnya ditahan-tahan ibuku untuk tetap tinggal di Cianjur, juga harus keluar kandang.
Aku yang manja dan selalu dimanjakan orang tua tiba-tiba harus mandiri. Perubahan begitu cepat kurasakan, mau tidak mau harus ku ikuti.
Tadinya tidak bisa memasak, dipaksa bisa. Tidak terbiasa mencuci dan setrika sendiri, mulai terbiasa.
Ternyata tidak sulit bagiku, hanya sesekali aku merasa sangat lelah menjalani kehidupan sehari-hari tanpa orang tercinta di perantauan.
Genap satu tahun aku berdomisili di Semarang dengan segala keunikannya yang membuatku kadang merasa asing.
Beruntung aku dibekali mobil dari ayah. Pesan beliau supaya aku tidak tergantung dengan fasilitas umum atau pertolongan orang lain.
8. Contoh Cerpen Tentang Kehidupan Sehari-hari
Pagi selalu memberikan cerita baru bagi siapa saja yang tidak melewatkannya. Seperti aku yang hari ini harus mengantar tahu pesanan pelanggan pagi-pagi sekali.
Jam 5 pagi setelah subuh langsung bergegas mengayuh sepeda karena diperintah ibu.
Jarak yang harus aku lalui sekitar 2 km. Pelanggan ibuku ini akan menggelar acara pengajian pagi hari jam 8.00, jadi tahu pesanan harus sudah siap jam 6 pagi.
Sepanjang perjalanan masih sepi, hanya sesekali ada motor lewat, atau mobil bak terbuka pengangkut sayur.
Butuh waktu hampir 40 menit untuk sampai di lokasi karena jalanan kurang bersahabat sehabis diguyur hujan semalam.
Begitu sampai di lokasi, sudah nampak tenda putih besar, tinggi tampak begitu megah.
Oh, acara pengajian untuk pernikahan, pikirku. Tampak aneh karena sejauh yang aku temui semua orang mengenakan pakaian serba hitam.
Saat aku dipersilakan masuk oleh seorang ibu tinggi semampai, sempat aku melirik foto anak laki-laki berseragam TNI-AD.
Ini rupanya yang akan menikah, pikirku lagi. Bergegas ibu tadi menyuruhku masuk membawa tahu pesanan ke dalam rumah.
Sesampainya di ruangan besar seperti ruang tamu aku terkesima. Begitu banyak keranjang berukuran lumayan besar berisi sembako.
Ini pengajian istimewa menurutku, mewah. Dalam hatiku turut berbahagia untuk pelanggan yang aku saja belum sempat bertemu orangnya ini.
Namun seketika perasaanku berubah, setelah membaca salah satu kertas sepertinya selebaran yang ada di atas keranjang parcel tersebut.
Tertulis di situ bahwa pengajian ditujukan untuk mendoakan Prada Dewantara yang telah berpulang.
Ternyata foto besar seorang prajurit tadi adalah anak dari pelanggan ibuku yang telah gugur.
Baca Juga: 8 Contoh Cerpen tentang Sekolah Lengkap dengan Penjelasannya