Sonora.ID- Berikut ini adalah ulasan tentang apa saja yang menjadi contoh puisi kritik sosial yang paling bagus dan fenomenal.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dapat mengungkapkan berbagai macam perasaan dan pikiran manusia.
Selain itu, puisi juga dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial terhadap keadaan yang terjadi di masyarakat.
Lantas apa saja yang menjadi contoh puisi kritik sosial yang paling bagus dan fenomenal tersebut? simak ulasannya berikut ini:
Baca Juga: 12 Puisi Bahasa Inggris Berbagai Tema Beserta Artinya
Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak akan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai
Engkau kuhormati
Walaupun banyak negeri kujalani
Yang masyhur permai dikatakan
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Puisi ini ditulis oleh Chairil Anwar, seorang penyair terkenal Indonesia. Puisi ini merupakan kritik sosial terhadap keadaan Indonesia pada masa itu, dimana Indonesia masih terbelakang dan banyak orang miskin. Chairil Anwar ingin menyampaikan pesan bahwa walaupun Indonesia masih tertinggal, kita tetap harus mencintai tanah air kita dan berjuang untuk memperbaiki keadaan.
Baca Juga: Contoh Puisi Baru Berbagai Tema Lengkap, Sederhana Tapi Bermakna Mendalam
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita bersatu
Hapuskanlah perpecahan
Puisi ini ditulis oleh mantan presiden Indonesia, Gus Dur. Puisi ini merupakan kritik sosial terhadap kondisi Indonesia yang masih terpecah-belah. Gus Dur ingin menyampaikan pesan bahwa kita harus bersatu dan bekerja sama untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Baca Juga: 15 Puisi Tentang Hujan, Penuh Makna dan Inspiratif
April is the cruellest month, breeding
Lilacs out of the dead land, mixing
Memory and desire, stirring
Dull roots with spring rain.
Puisi ini ditulis oleh T.S. Eliot, seorang penyair terkenal Inggris. Puisi ini merupakan kritik sosial terhadap keadaan dunia pada masa itu, dimana perang dan kehancuran merajalela. T.S. Eliot ingin menyampaikan pesan bahwa kehidupan manusia saat itu seperti "tanah mati", dan manusia harus berjuang untuk memperbaiki keadaan.
Baca Juga: 15 Contoh Puisi Cita-citaku Menjadi Dokter, Guru, Polisi yang Inspiratif
When my mother died I was very young,
And my father sold me while yet my tongue
Could scarcely cry " 'weep! 'weep! 'weep! 'weep!"
Puisi ini ditulis oleh William Blake, seorang penyair terkenal Inggris. Puisi ini merupakan kritik sosial terhadap keadaan anak-anak pada masa itu, dimana anak-anak sering dieksploitasi dan dipekerjakan untuk bekerja di pabrik atau sebagai buruh. William Blake ingin menyampaikan pesan bahwa anak-anak harus dilindungi dan diberi hak yang sama dengan orang dewasa.
Baca Juga: 6 Contoh Puisi Tentang Lingkungan Sekolah untuk Bahan Belajar Siswa
Rakyat dan Keadilan
(Chairil Anwar)
Rakyat adalah sumber segala sakti
Keadilan adalah pangkal segala hikmat
Di antara keduanya berdirilah kita
Menjaga supaya selalu teguh dan utuh
Puisi ini menggambarkan pentingnya keseimbangan antara rakyat dan keadilan dalam menjaga keutuhan masyarakat. Chairil Anwar mempertegas bahwa rakyat sebagai sumber segala sakti, namun tanpa keadilan maka kekuatan rakyat akan menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, sebagai individu dalam masyarakat, kita harus menjaga agar keseimbangan antara rakyat dan keadilan selalu terjaga.
Baca Juga: 15 Puisi Hari Valentine Paling Romantis Cocok Diberikan kepada Kekasih
Politik Uang
(Taufiq Ismail)
Politik uang memecah belah bangsa
menjual harga diri, harga negeri
Negara pincang, rakyat terdzalimi
Semua karena uang yang dipakai di pilkada
Puisi ini mengkritisi praktek politik uang yang merusak tatanan sosial dalam masyarakat. Taufiq Ismail mengungkapkan bahwa politik uang membuat masyarakat terpecah belah, harga diri dan harga negeri dijual, dan negara menjadi pincang. Selain itu, rakyat juga menjadi terdzalimi karena tidak ada keadilan dalam politik yang dipengaruhi oleh uang.
Baca Juga: 15 Contoh Puisi 3 Bait Berbagai Tema, Materi Bahasa Indonesia
Surat dari Ibu
(Wiji Thukul)
Surat ini yang terakhir dariku
sebelum aku ditangkap oleh tentara
di rumah kita, rumah yang telah menjadi saksi bisu
akan tetap memancarkan nurani
Puisi ini menggambarkan perjuangan seorang ibu dalam mempertahankan nurani dan hak-hak asasi manusia yang diabaikan oleh penguasa. Wiji Thukul mengungkapkan bahwa meskipun dirinya ditangkap oleh tentara, surat terakhirnya akan selalu memancarkan nurani. Puisi ini mengkritisi ketidakadilan dan kekerasan yang dilakukan oleh penguasa terhadap rakyat.
Berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.