Banjarmasin, Sonora.ID - Kota Banjarmasin gagal mempertahankan penghargaan Adipura.
Pada penilaian tahun 2022, Pemko Banjarmasin hanya membawa sertifikat, saat pengumuman penghargaan Adipura yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Selasa (28/2).
Padahal sebagaimana diketahui, kota berjuluk Seribu Sungai sudah mempertahankan penghargaan supervisi di bidang lingkungan itu selama empat tahun berturut-turut.
Kemudian, penilaian adipura sempat ditiadakan selama pandemi Covid-19 dan kembali digelar pada tahun 2022.
Kenyataan pahit ini pun menjadi sorotan dan disayangkan oleh pengamat Lingkungan dan Tata Kota, Hamdi.
Baca Juga: Parah! TPS Liar Kembali Hiasi Banjarmasin, DLH Geleng-Geleng Kepala
"Kita belum tahu yang mana jadi titik lemah atau dapat penilaian rendah," ucapnya, saat dihubungi Smart FM Banjarmasin, Rabu (01/3).
Ia pun lantas mencoba menganalisa, titik-titik mana saja yang menjadi kelemahan saat penilaian adipura berlangsung.
Pertama, Ia menilai pemko Banjarmasin belum berhasil melakukan pengurangan sampah dari sumbernya. Buktinya, sampah yang dibuang ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) Basirih terus meningkat.
"Actionnya belum berjalan. Padahal target-target itu sudah ada di Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada)," tegasnya.
Lalu, yang kedua kata Hamdi, pengelolaan sampah di TPA yang tidak dilakukan dengan metode sanitary landfill atau penutupan, juga menjadi titik lemah.
"Padahal, penilaian tertinggi ada di TPA," tekannnya.
Disamping itu, Hamdi beranggapan, Pemko Banjarmasin sempat lengah selama pandemi Covid-19 melanda.
Terbukti, banyak rumput liar tumbuh dan pohon-pohon ditebang tanpa ada penggantian. Misalnya di kawasan S. Parman yang sekarang terasa gersang dan Haryono M.T banyak pohon yang mati.
"Tentu mengganggu keindahan kota. Seakan kota ini tidak terawat," tegasnya.
Lebih jauh, Ia juga membeberkan bagaimana perjuanganya dulu meraih penghargaan Adipura.
Baca Juga: BSF ke-7, Pemilihan Putra-Putri Sasirangan 2023 Dimulai
Awalnya, pada 2005 lalu Kota Banjarmasin ditetapkan sebagai kota terkotor. Lalu di tahun 2015, pihaknya baru bisa merubah predikat itu.
"Perlu perjuangan panjang dan harus konsisten. Segera evaluasi dan kumpulkan semua Dinas terkait untuk sama-sama berbenah. Itu yang saya lakukan dulu saat menjabat sebagai Kadis LH," tuntasnya.
Dalam acara Penghargaan Adipura 2022 yang diadakan oleh Kementerian LHK, Jakarta. Banjarmasin bersaing dengan 258 Kabupaten/Kota yang ada di seluruh Indonesia.
Dari semua itu hanya 150 Kabupaten/Kota yang meraih penghargaan, ada 5 Adipura Kencana, 80 Piala Adipura, 61 Sertifikat Adipura, dan 4 Plakat Adipura.
Dan dalam Penghargaan Adipura 2022 kali ini dimana sempat terhenti selama 3 tahun karena pandemi, Banjarmasin hanya bisa membawa pulang Sertifikat Adipura untuk Kategori Kota Besar.
Yang mana ini adalah sebuah bukti penurunan kualitas penanganan sampah di Kota Banjarmasin setelah sebelumnya terakhir kali mendapatkan Piala Adipura 2018.
Juga Kota Banjarmasin kalah bersaing dengan daerah lain yang ada di Kalimantan Selatan dalam mendapatkan Piala Adipura, sepert Kota Banjarbaru, Kandangan, Barabai, Marabahan, dan Tanjung yang mana 5 daerah ini berhasil membawa pulang Piala Adipura 2022.
Sertifikat Adipura ini diserahkan langsung oleh Menteri LHK RI, Siti Nurbaya kepada Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman. di Auditorium Gedung Manggala Wana Bakti, Kementerian LHK, Jakarta.
Berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.