Sonora.ID - Terhitung sampai dengan 31 Januari 2023, beberapa indikator perekonomian di Sumatera Utara (Sumut), seperti perkembangan harga di tingkat konsumen mengalami inflasi sebesar 0,91% month to month (mtm), lebih tinggi dibanding nasional (0,34%).
Dalam hal ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 akan terus bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Adapun hal tersebut dipicu oleh beberapa komoditas penyumbang inflasi seperti beras, angkutan udara, minyak goreng, daging ayam ras, dan bawang merah.
Inflasi Sumut bulan Januari 2023 tercatat 5,99% year on year (yoy), lebih tinggi dibanding nasional (5,28%), dipicu oleh komoditas penyumbang inflasi seperti bensin, cabai merah, beras, angkutan udara, dan tomat.
Indikator perekonomian lainnya yaitu Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai salah satu pengukur tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP bulan Januari 2023 terkontraksi 0,63% dibanding Desember 2022. Namun, angka NTP Sumut (123,78) ini lebih tinggi dari nasional (109,84).
Baca Juga: Sekitar 20.000 Kafilah dari 21 Kecamatan Meriahkan Pawai Ta’aruf Pembukaan MTQ Ke-56 Kota Medan
Penurunan NTP disebabkan turunnya NTP pada subsektor Hortikultura (0,11%), subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (1,51%), dan subsektor Peternakan (0,58%). Di sisi lain, Nilai Tukar Nelayan (NTN) Januari 2023 mampu tumbuh 0,33% (mtm). NTN Sumut (109) berada di atas nasional (106).
Kinerja positif APBN 2023 menjadi awal yang baik untuk mengarungi tahun konsolidasi fiskal 2023.
Di tengah kondisi global yang volatil, Indonesia masih tetap resilien didukung kinerja APBN yang ekspansif dan konsolidatif. Pemerintah terus melakukan penguatan di sisi penerimaan dengan tetap memperhatikan good governance untuk menopang pertumbuhan.
Target penerimaan pajak nasional untuk tahun 2023 tercatat Rp1.718 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp162,2 triliun (9,44%) hingga 31 Januari 2023.