Ayahnya menyimpan kotak emas itu di samping tempat tidurnya selama bertahun-tahun. Setiap kali dia merasa berkecil hati, dia akan mengeluarkan ciuman imajiner dan mengingat cinta anaknya yang sudah meletakkannya di sana.
Koda:
Cinta merupakan sebuah hadiah paling berharga di dunia ini.
Contoh 8
Kerja Keras
Orientasi:
Saat masih balita, orang tuaku bercerai dan aku diasuh oleh nenekku. Kami hidup dalam kemiskinan, aku bahkan harus menggunakan karung sebagai pakaianku. Suatu hari, nenekku jatuh sakit dan aku harus tinggal dengan ibuku.
Rangkaian Peristiwa:
Ibuku adalah seorang pembantu rumah tangga yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja. Pada umur sembilan tahun, aku diperkosa secara bergiliran oleh sepupu, paman, dan keluarga temanku. Akhirnya aku muak dan kabur dari rumah pada usia 13 tahun dalam keadaan hamil.
Komplikasi:
Pada usia 14 tahun aku melahirkan anak pertamaku. Sayangnya, ia meninggal dalam kandungan. Aku lalu mengunjungi ayahku yang berprofesi sebagai tukang cukur rambut di Tennessee. Saat itulah aku mencurahkan segala kekecewaan dan kesedihanku untuk belajar.:
Resolusi:
Kerja kerasku terbayar, aku menjadi siswa unggulan dan lulus sebagai murid terbaik. Aku juga memenangkan beberapa penghargaan dalam bidang pidato. Aku kemudian mengambil kuliah jurusan Komunikasi di Tennessee State University.
Di sela-sela waktu kuliah, aku mengambil pekerjaan sebagai penyiar di radio lokal. Setelah lulus, aku mulai meniti karir di bidang pertelevisian. Tidak mudah sebagai orang kulit hitam untuk berkarir di dunia televisi karena dianggap kurang menjual.
Koda:
Tapi aku memiliki mimpi besar dan tidak menyerah. Di usia sembilan belas tahun aku akhirnya menjadi wanita kulit hitam pertama yang menjadi pembawa berita. Aku ditunjuk menjadi pembaca berita di program AM Chicago, acara yang kemudian menjelma menjadi program paling banyak ditonton di Amerika Serikat pada saat itu. Pada 1986, AM Chicago pun berubah nama menjadi Oprah Winfrey Show.
Contoh 9
Ibu
Orientasi:
Ibuku hanya memiliki satu mata. Ketika aku tumbuh dewasa, aku membencinya karena hal itu. Aku benci terhadap perlakuan kawan-kawanku di sekolah. Aku benci bagaimana anak-anak lain menatapnya dan memalingkan muka dengan jijik. Ibuku bekerja dengan dua pekerjaan untuk menafkahi keluarga, tetapi aku justru malu dengan keadaannya dan tidak ingin terlihat sedang bersamanya.
Rangkaian Peristiwa:
Setiap kali ibu datang ke sekolah, rasanya aku ingin dia menghilang. Aku merasakan gelombang kebencian terhadap wanita yang membuatku menjadi bahan tertawaan di sekolah. Pada suatu waktu, ketika aku ingin meluapkan kemarahan ekstrim, aku bahkan pernah mengatakan kepada ibu bahwa aku ingin dia mati.
Aku benar-benar tidak peduli tentang perasaannya. Setelah aku tumbuh dewasa, aku melakukan apapun untuk menjauhkan diri dari ibuku. Aku belajar keras dan mendapat pekerjaan di Kota agar tidak bertemu dengannya. Aku menikah dan mulai membesarkan keluargaku sendiri. Aku sibuk dengan pekerjaan dan keluarga, demi menyediakan kehidupan yang nyaman untuk anak-anakku tercinta.
Aku bahkan tidak memikirkan ibuku lagi. Namun, tidak disangka, ibuku datang untuk mengunjungi rumahku. Wajah bermata satunya membuat anak-anakku takut dan menangis. Aku marah pada ibuku karena muncul mendadak dan aku melarangnya masuk. Jangan pernah kembali, aku berteriak, tapi ibu saya hanya diam dan meminta maaf, lalu pergi tanpa mampu berkata-kata lagi.
Komplikasi:
Pada suatu ketika, sebuah undangan untuk reuni sekolah membawaku kembali ke kampung halaman setelah puluhan tahun lamanya. Aku tidak bisa menolak berkendara melewati rumah masa kecilku dan mampir ke gubuk tua tersebut. Tetanggaku mengatakan bahwa ibuku sudah meninggal dan meninggalkan surat untukku:
Anakku sayang, Ibu harus memulai surat ini dengan meminta maaf karena telah mengunjungi rumahmu tanpa pemberitahuan dan menakuti anak-anakmu yang cantik. Ibu juga sangat menyesal karena ibu adalah wanita yang memalukan dan sumber penghinaan bagimu, ketika kamu masih kecil sampai tumbuh dewasa.
Ibu sudah mengetahui bahwa kamu pasti akan datang kembali kesini. Ibu mungkin tidak lagi berada di tempat ini ketika kamu datang, dan ibu pikir itu adalah waktu yang tepat untuk memberitahumu sebuah insiden yang terjadi ketika kamu masih kecil. Tahukah kamu, anakku sayang? Kamu mengalami sebuah kecelakaan dan kehilangan satu mata.
Ibu sangat terpukul karena terus memikirkan bagaimana nasib anakku tercinta tumbuh hanya dengan satu mata. Ibu ingin kamu dapat melihat dunia yang indah dengan sempurna, jadi ibu memberikan padamu sebelah mata ibu. Anakku sayang, ibu selalu memilikimu dan akan selalu mencintaimu dari lubuk hati ibu yang terdalam.
Ibu tidak pernah menyesali keputusan ibu untuk memberikan mata ibu. Dan ibu merasa tenang ketika ibu mampu memberikan kamu kemampuan untuk menikmati hidup yang lengkap. Dari Ibumu tersayang.
Resolusi:
Setelah membaca surat dari ibu, air mataku menetes. Aku sangat menyesal. Diriku selalu menyalahkan diriku sendiri, mengapa dulu aku tidak pernah sedikitpun bersikap baik pada ibu. Aku bahkan tega menghilangkan dirinya dari kehidupanku, padahal ibu selalu ada untuk membantuku.
Koda:
Aku pun merasa bersalah dan harus memberikan bakti kepada ibu yang selama ini aku abaikan. Peristiwa ini mengajarkanku banyak hal, termasuk kasih sayang kepada ibu, sebagai orang tua yang merawat dan membesarkanku hingga menjadi seseorang pribadi seperti saat ini.
Contoh 10
Biola
Orientasi:
Rasanya, biolaku tidak bersahabat denganku hari ini. Konser musikal sekolah diadakan sebentar lagi. Aku akan berada di kursi depan dan aku sudah berjanji pada diriku untuk tampil memukau. Tapi, dawai biolaku justru putus saat aku sedang berlatih.
Aku keluar dari tempat latihan sementara waktu. Aku duduk di kantin dan merasa sangat kesal. Tiba-tiba, Tania mengagetkanku, "Dooorr!"
"Kenapa kesal begitu?"
Rangkaian Peristiwa:
Aku menjelaskan alasanku merasa begitu kesal. Tania mendengarkanku lalu ia mulai bertanya, "Kalau misalnya kamu mau pergi naik pesawat dan memilih tiketnya kapan itu terserah kamu kan?"
Komplikasi
"Iya. Kendali kita sih mau naik apa dan berangkat kapan." jawabku pada Tania. Kemudian Tania melanjutkan, "Kalau misalnya pesawatmu terlambat, itu bukan kendalimu kan?"
"Bukan sih."
Resolusi:
"Nah sama juga dengan kejadianmu hari ini. Kamu bisa mengendalikan hal-hal yang kamu kendalikan. Misalnya latihan keras. Tapi biola kamu rusak bukan kendali kamu. Jadi, kamu ga perlu mengeluh lagi. Ok?"
Koda:
Mendengar itu, aku sadar bahwa perkataan Tania ada benarnya.
Baca Juga: 5 Contoh Cerita Inspiratif tentang Kejujuran, Bisa Jadi Bahan Refleksi Diri!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.