Bahkan waktu beristirahat Bawang Putih juga semakin terbatas. Tiap hari dia harus melayani semua kebutuhan Bawang Merah dan ibu tirinya.
Sampai pada suatu pagi ketika Bawang Putih mencuci di sungai, tanpa disadari salah satu selendang kesayangan Bawang Merah hanyut.
"Kakak, maaf selendangmu hanyut di sungai," tutur Bawang Putih.
Bawang Merah pun memarahi Bawang Putih. Dia menyuruh Bawang Putih mencari selendang itu dan tidak boleh pulang sebelum menemukanya.
Akhirnya, Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari selendang itu. Hingga larut malam, selendang itu belum juga dia temukan.
Ketika tengah menyusuri sungai, Bawang Putih melihat sebuah gubuk. Ternyata gubuk itu dihuni oleh seorang nenek sebatang kara.
Bawang Putih akhirnya meminta izin untuk menginap semalam.
Nenek itu cukup baik hati, dia mempersilahkan Bawang Putih untuk menginap.
Nenek itu juga menanyakan perihal tentang Bawang Putih, dan bagaimana dia sampai di tempat itu.
Bawang Putih pun menceritakan nasib yang dialaminya hingga nenek yang mendengar itu
merasa iba. Ternyata selendang yang dicari Bawang Putih ditemukan oleh si nenek.
Tapi, nenek itu hanya mau menyerahkan selendang itu dengan syarat Bawang Putih harus menemaninya selama seminggu.
Bawang Putih menerima tawaran itu dengan senang hati. Waktu seminggu pun berlalu dan kini waktunya Bawang Putih untuk pulang.
Karena selama tinggal di situ Bawang Putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang dulu dia temukan dan memberi hadiah pada Bawang Putih.
Dia disuruh memilih diantara dua buah labu untuk dia bawa. Awalnya Bawang Putih ingin menolak, namun karena ingin menghormati pemberian, Bawang Putih akhirnya memilih labu yang kecil dengan alasan takut tak kuat membawanya.
Nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan itu.
Setelah itu, Bawang Putih pun segera pulang dan menyerahkan selendang itu pada Bawang Merah.
Selanjutnya, dia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namun, betapa terkejutnya dia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata labu itu berisi emas permata yang sangat banyak.
Secara tak sengaja, ibu tiri Bawang Putih melihatnya dan langsung merampas semua emas itu.
Bukan hanya itu, dia juga memaksa Bawang Putih untuk menceritakan dari mana dia mendapat labu ajaib itu.
Mendengar cerita Bawang Putih, muncul niat jahat di benak ibu tiri yang serakah itu.
Esok paginya, dia menyuruh Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Bawang Putih, dia berharap akan bisa membawa pulang labu yang lebih besar
sehingga isinya lebih banyak.
Singkat cerita, Bawang Merah yang malas itu tiba di gubuk nenek, dan dia pun tinggal di sana
selama seminggu.
Namun karena sifatnya yang pemalas, dia hanya bermalas-malasan saja dan tidak mau membantu pekerjaan si nenek.
Ketika sudah waktunya pulang, dia pun disuruh memilih labu sebagai hadiah. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengambil labu yang besar dan segera berlari pulang tanpa mengucapkan terima kasih.
Setelah tiba dirumah, ibunya sangat senang melihat anaknya membawa labu yang sangat besar. Dia berpikir pasti emas di dalamnya cukup banyak.
Karena tak ingin diketahui oleh Bawang Putih dan takut jika Bawang Putih minta bagian, mereka menyuruh Bawang Putih mencuci di sungai.
Setelah itu mereka masuk kamar dan menguncinya dengan rapat. Dengan tak sabar, mereka segera membelah labu itu.
Namun diluar dugaan, bukan emas yang ada didalamnya. Melainkan labu itu dipenuhi ular, kalajengking, kelabang, dan berbagai hewan berbisa.
Hewan-hewan itu lalu keluar dari labu dan menggigit Bawang Merah dan ibunya yang serakah tersebut.
Baca Juga: 6 Contoh Dongeng Bahasa Sunda Singkat, Lucu Lengkap dengan Artinya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.