Mahasiswi UPER Manfaatkan AI Rancang Penerjemah Bahasa Isyarat

3 Maret 2023 20:27 WIB
Suasana kegiatan praktik dan diskusi proyek yang dilakukan di laboratorium komputer UPER.
Suasana kegiatan praktik dan diskusi proyek yang dilakukan di laboratorium komputer UPER. ( )

Sonora.ID - Peringatan Hari Pendengaran Sedunia pada tanggal 3 Maret menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih peduli pada mereka yang memiliki gangguan pendengaran.

Ajakan ini dilatarbelakangi data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan bertajuk The World Report on Hearing tahun 2021 yang memetakan setidaknya terdapat 1,5 miliar orang di dunia yang menderita gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran terbagi menjadi 4 kategori, yakni gangguan pendengaran ringan, sedang, berat dan sangat berat.

WHO menyebut, penderita gangguan pendengaran ringan hingga berat umumnya masih dapat berkomunikasi secara lisan. Dengan didukung alat bantu dengar agar bisa memahami dengan lebih baik.

Sedangkan para penderita gangguan pendengaran sangat berat atau yang biasa disebut penyandang Tuli, umumnya berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Baca Juga: Paraphilias: Penyakit Seksual yang Bikin Kamu Suka Berfantasi dengan Kaos Kaki Bekas, Bahkan Kentut

Di Indonesia, mayoritas komunitas Tuli berkomunikasi menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO).

Akibat perbedaan cara berkomunikasi, komunitas Tuli seringkali kesulitan dalam berinteraksi terutama dengan masyarakat luas. Hal ini juga yang kemudian memicu kesenjangan dalam hal kesempatan kerja.

BPS melaporkan, di tahun 2022 dari 17 juta penyandang disabilitas di usia produktif, hanya 7,06 juta saja yang bekerja.

Peduli akan kesejahteraan komunitas Tuli, alumni Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pertamina (UPER), Riestiya Zain Fadillah, menciptakan model sistem penerjemah BISINDO berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Ia mendapat bimbingan dosen Meredita Susanty, M.Sc., dan Ade Irawan, Ph.D., dalam pembuatan arketipe tersebut.

"Sistem penerjemah BISINDO yang dirancang, menggunakan metode data augmentation. Metode ini biasanya digunakan oleh programmer untuk meningkatkan keragaman data, guna melatih model machine learning atau ML. Adapun data yang digunakan adalah gambar huruf alfabet bahasa isyarat," ungkap Riestiya.

“Keragaman data diperlukan agar model ML bisa menerjemahkan bahasa isyarat dengan baik, dalam keadaan apa pun. Namun karena data alfabet BISINDO cukup sulit ditemukan di internet, aku kemudian memperagakan sendiri bentuk alfabetnya, lalu didokumentasikan dalam bentuk foto,” lanjut Riestiya.

Untuk membuat data yang beragam, Riestiya menambahkan, terdapat 3 teknik augmentasi data, yakni flip, rotate, dan menambahkan Gaussian Noise (membuat gambar menjadi buram).

Teknik ini berhasil menghasilkan 2.659 data gambar yang berbeda. Hasil dari percobaan yang dilakukan oleh Riestiya menunjukkan nilai akurasi yang hampir sempurna yakni 94,38%. Terdapat beberapa alfabet yang mendapatkan nilai akurasi rendah diantaranya huruf O dan huruf R.

“Huruf O memiliki gestur lingkaran yang tidak terpengaruh saat di augmentasi, sedangkan huruf R memiliki gestur jentikan jari. Saat ini sistem penerjemah BISINDO yang aku inisiasi masih kesulitan dalam menangkap gestur jentikan jari karena pergerakannya cukup cepat,” ujar Riestiya.

Meredita Susanty, M.Sc., selaku dosen pembimbing sangat mengapresiasi model sistem penerjemah bahasa isyarat yang diciptakan Riestiya.

Baca Juga: Bantu Petani Jaga Panen, Universitas Pertamina Ciptakan Lentera Tenaga Surya

“Kedepannya saya sangat berharap agar model ML ini bisa dikembangkan ke dalam bentuk aplikasi sehingga dapat langsung digunakan masyarakat,” pungkasnya.

Penulis: Saortua Marbun

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm