Sonora.ID - Saat membahas sosok Patih Gadjah Mada tentu tidak bisa lepas dengan sebuah sumpahnya yang dikenal dengan nama Sumpah Palapa atau Tan Amukti Palapa.
Sumpah ini diketahui diucapkan oleh Gadjah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi seorang Patih Amangkubumi Majapahit pada tahun 1258 Saka (1336 M).
Dalam sumpah tersebut dijelaskan bahwa Sang Patih tidak akan melepaskan puasa sebelum dapat mempersatukan seluruh Nusantara di bawah pimpinan Majapahit.
Secara lengkapnya berikut ini isi dari Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gadjah Mada.
“Sira Gajah Madapatih Amangkubumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.
Artinya:
“Kamu Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Kamu Gajah Mada, “Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.”
Baca Juga: Kronologi Agresi Militer Belanda II: Sejarah dan Latar Belakang
Mengutip dari laman Kompas, beberapa tokoh memberikan pendapatnya mengenai makna Sumpah Palapa ini.
Salah satunya adalah Muhammad Yamin yang berpendapat bahwa sumpah ini memiliki arti bahwa Gajah Mada mempunyai batasan dan pantangan untuk tidak bersenang-senang sebelum ia berhasil mencapai cita-cita demi negara.
Sebelum menjadi Mahapatih, Gajah Mada diketahui merupakan seorang kepala pasukan elite Majapahit yang disebut dengan nama Bhayangkara.
Ketika itu, Majapahit dilanda berbagai pemberontakan. Salah satu pemberontakan dilakukan oleh Ra Kuti yang merupakan pemberontakan yang besar.
Pemberontakan ini berdampak besar, sampai sang raja harus mengungsi ke Bedander. Namun, pada akhirnya pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada dan raja pun dapat kembali ke istana.
Dalam Pararaton disebutkan bahwa Gajah Mada berhenti sebagai kepala pasukan Bhayangkara setelah berhasil memadamkan pemberontakan.
Berselang dua bulan, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Kahuripan selama dua tahun. Akan Akan tetapi, terjadi pemberontakan lagi. Beruntungnya, Gajah Mada dapat meredam pemberontakan tersebut.
Gajah Mada kemudian diangkat menjadi Patih Amangkubumi. Ketika pelantikan inilah Gadjah Mada mengucapkan sumpahnya yang dikenal sebagai Sumpah Palapa.
Dari isi naskah dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika masa pengangkatan Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum berhasil dipersatukan, yakni daerah Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik.
Sumpah Palapa Gajah Mada baru dapat mencapai keberhasilannya semasa pemerintahan Hayam Wuruk.
Dibuktikan dengan Majapahit yang mampu menguasai wilayah-wilayah Nusantara yang meliputi Melayu (Sumatra), Tanjungpura (Kalimantan), dan Semenanjung Melayu (Malaka).
Begitu pula dengan wilayah sebelah Timur Jawa dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Irian Barat, dan Jawa kecuali Kerajaan Sunda Galuh dan Sunda Pakuan.
Dengan keberhasilannya ini pun menjadikan pengaruh Gajah Mada di Majapahit semakin besar.
Baca Juga: Isi Piagam Madinah Beserta Latar Belakang dan Tujuannya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.