Baca Juga: 10 Manfaat Minum Air Hangat di Pagi Hari, Sebelum Beraktivitas!
Konstipasi atau sembelit adalah perubahan frekuensi BAB menjadi lebih jarang dan disertai dengan kesulitan BAB.
Hal ini bisa disebabkan oleh menurunnya pergerakan usus. Umumnya seseorang dianggap mengalami sembelit ketika frekuensi buang air besarnya kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Di samping frekuensi buang air besar yang menurun, gejala sembelit lainnya meliputi:
Ketika mengalami sembelit, kita perlu mengejan keras untuk mengeluarkan kotoran.
Menurut Cleveland Clinic, kondisi ini menyebabkan tinja kecil dan keras, dan terkadang terjadi masalah dubur seperti wasir.
Dalam kebanyakan kasus, gangguan sistem pencernaan ini dapat diatasi dengan meningkatkan asupan serat, cairan, dan berolahraga.
Beberapa orang mengatasi sembelit dengan obat pencahar. Namun, ini hanya sebagai solusi sementara.
Wasir (hemoroid)
Wasir terjadi ketika pembuluh darah vena yang terletak di luar atau di dalam saluran anus (rektum) mengalami pembengkakan.
Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, namun sekitar 50% penderitanya berusia di atas 50 tahun.
Wasir dapat menimbulkan nyeri dan gatal pada anus, benjolan di anus, serta keluarnya darah ketika BAB. Kadang wasir juga bisa membuat penderitanya sulit untuk duduk.
Gangguaan sistem pencernaan ini bisa diobati dengan makan lebih banyak serat, minum lebih banyak air, dan berolahraga.
Krim dan supositoria yang dijual bebas dapat meredakan gejala wasir untuk sementara.
Namun, jika pengobatan di rumah tidak cukup membantu, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Terkadang, tindakan pembedahan mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan wasir.
GERD (Gastroesophageal reflux disease)
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit pada sistem pencernaan yang ditandai dengan naiknya asam lambung naik menuju kerongkongan.
Jika tidak ditangani, asam lambung yang naik dapat menyebabkan iritasi pada lapisan dalam kerongkongan.