Bersamaan dengan itu ia juga bertemu dengan pemuda bernama Souta.
Suzume menemukan pintu misterius yang mengeluarkan kabut merah menyerupai cacing.
Saat Suzume melihat cacing merah itu, ia dan orang-orang sekitarnya mendapat pemberitahuan gempa.
Namun hanya ia yang bisa melihat cacing merah itu. Ia pun menuju lokasi keluarnya cacing dan rupanya dari pintu misterius.
Ada Souta yang berusaha menutup pintu tersebut dan Souta memintanya untuk pergi karena berbahaya.
Suzume nekat untuk membantunya. Hingga akhirnya mereka pun berhasil menurup pintunya.
Cacing merah itu berubah menjadi serpihan menyerupai hujan dan terlihat seperti aurora. Peringatan gempa pun berakhir.
Souta adalah penutup pintu, yang ditugaskan secara turun temurun dari kakek buyutnya.
Melihat tangan Souta yang terluka, Suzume menawarkan bantuan untuk mengobati lukanya.
Di sana ia menceritakan tentang tugasnya sebagai penutup pintu.