Ketiga aspek ini harus selalu seimbang dan harmonis, sehingga manusia dapat hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan.
2. Pancagatra
Adapun Pancagatra terdiri dari lima aspek, yaitu rasa, budi, karsa, rupa, dan prana.
Konsep ini menggambarkan bahwa manusia harus memiliki kepekaan dan kesadaran akan lima indera mereka.
Rasa melambangkan indera perasaan, budi melambangkan indera pikiran, karsa melambangkan indera kehendak, rupa melambangkan indera penglihatan, dan prana melambangkan indera pernapasan.
Kesadaran atas lima indera ini akan membantu manusia untuk memahami diri sendiri dan lingkungan sekitar, serta menjaga keseimbangan dalam hidup.
Aspek Trigatra dan Pancagatra juga menjadi dasar dalam beberapa tradisi agama di Indonesia, seperti Hindu dan Budha.
Konsep ini juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama dalam hubungan antara manusia dan lingkungan sekitar.
Baca Juga: Jenis Jenis Badan Usaha di Indonesia
Sebagai contoh, dalam budaya Bali, Trigatra diwujudkan dalam tiga aspek kehidupan, yaitu kehidupan spiritual, kehidupan sosial, dan kehidupan ekonomi.
Sedangkan Pancagatra diwujudkan dalam lima aspek kehidupan, yaitu seni, pengetahuan, agama, etika, dan sosial.
Pengimplementasian konsep Trigatra dan Pancagatra dalam kehidupan masyarakat Indonesia sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan dan harmoni antara manusia dan lingkungan sekitar.
Namun, sayangnya tidak semua masyarakat Indonesia memahami konsep ini dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan konsep ini melalui pendidikan dan sosialisasi.
Demikian paparan mengenai beberapa aspek Trigatra dan Pancagatra dalam wawasan Nusantara sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Festival Subayang Sound Of Rimbang Baling, PJ Bulati Kampar : Bisa Jadi Ajang Wisata Nasional