Boyolali, Sonora.ID – Pada Sabtu siang lalu, tepatnya tanggal 11 Maret 2023, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi atau guguran awan panas.
Gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta ini juga merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia bahkan dunia.
Adanya aktivitas erupsi ini, menyebabkan beberapa wilayah mengalami hujan Abu vulkanik yang terbawa oleh angin.
Saat itu, angin membawa abu vulkanik merapi menuju ke arah barat daya hingga ke utara pada pukul 12.12 WIB.
Baca Juga: Arti Merapi Tak Pernah Ingkar Janji yang Trending saat Merapi Meletus
Datangnya hujan abu vulkanik akibat erupsi Merapi ini pun juga dirasakan oleh masyarakat yang memiliki lahan pertanian di sekitar lereng Gunung Merapi maupun Merbabu, khususnya masyarakat di Kecamatan Selo, Boyolali.
Lebih dari 3 Desa di kecamatan ini, mayoritas menanam berbagai macam tanaman seperti tomat dan cabai.
Dan ketika buah dari tanaman tersebut terdampak hujan abu vulkanik merapi masih bisa berkembang hingga menjadi buah dan dapat diselamatkan.
Memang, Abu vulkanik tidak akan membuat tanaman mati. Namun, abu vulkanik ini dapat menggagalkan proses penyerbukan bunga dari tanaman ini.
Dengan turunnya abu vulkanik ini, para petani di Kecamatan Selo pun hanya dapat membersihkan debu yang menempel pada bagian batang, daun, dan buah cabai nya saja.
Dalam upaya membersihkan abu vulkanik ini dari tanaman, mereka biasanya menggunakan air. Namun, ada juga yang membersihkan tanaman cabai tersebut dengan cara manual seperti dengan menggoyangkan mulai dari batang hingga ke ranting-rantingnya sehingga debu yang menempel di tanaman tersebut akan beterbangan.
Baca Juga: Kembali Erupsi, Hujan Abu Gunung Merapi Capai Kecamatan Selo
Bambang Jiyanto, Kepala Dinas Pertanian Boyolali, mengatakan meskipun diselimuti oleh Abu, bunga yang akan menjadi buah tetap dapat berkembang dan aman.
Dia juga menyebutkan terdapat 3 desa di Kecamatan Boyolali yang terdampak. Kemudian dari 3 desa tersebut ada salah satu desa yang wilayahnya paling banyak hujan abu akibat erupsi gunung Merapi ini.
"Ada tiga desa yang terpapar debu. Tapi yang paling banyak itu di desa Tlogolele. Kalau Desa Jrakah, dan Klakah yang terpapar hanya sebagian," katanya.
Dia juga menjelaskan, terdapat 79 hektar lahan pertanian milik warga yang menanam aneka cabai terkena abu vulkanik.
Tapi beruntungnya, aneka cabai ini masih bisa diselamatkan dan juga sebagian besar lahan milik petani cabai ini sudah berbuah.
Melalui Dinas Pertanian Boyolali, Bambang juga akan mengusahakan pengiriman bantuan mesin steam jet yang berfungsi untuk membersihkan tanaman secara bergantian kepada kelompok tani di kecamatan Selo.
"Sehingga bisa mengurangi dampak kerugian yang dialami petani," tutupnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.