Penantian
Ruangan rumah yang sederhana, terlihat foto keluarga dan perabotan rumah yang serba sederhana. Terdengar suara-suara kicau burung menyambut datangnya pagi. Musik terdengar syahdu yang menggambarkan suasana pedesaan.
Ibu : "Sudah beberapa tahun aku dan anakku seperti kehilangan sesuatu. Apakah ini adalah kutukan atau mimpi jika seorang anak rindu bertemu bapaknya? Sejak suamiku memutuskan merantau, tinggallah aku dan anakku berdua. Suamiku berjanji akan datang di penghujung bulan purnama."
Datanglah si anak yang terlihat lesu, kemudian duduk di kursi.
Anak : "Bu, sudah delapan purnama kita menunggu kedatangan Bapak. Akankah ini cuma sekedar penantian, Bu?
Ibu : "Nak, sudah 20 tahun Ibu menikah dengan bapakmu. Dia sosok bapak yang bertanggung jawab atas keluarganya. Ibu yakin, Bapak kamu tidak akan ingkar janji, Nak."
Anak : "Aku tahu, Bu, tapi ini beda, Bu. Berapa lama lagi kita harus menunggu Bapak? Apakah Bapak di sana baik-baik saja?"
Ibu : "Kita harus yakin, Nak. Bapak pasti pulang dan membawa sejuta kejutan kebahagiaan bagi kita. Bersabarlah."
Hening, si anak lama berpikir dan menarik napas panjang.
Anak : "Iya, Bu. Meskipun harus 20 purnama lagi, aku yakin Bapak akan datang."
Ibu : "Kamu pasti lelah, Nak, semalaman kamu bekerja. Mandilah dulu agar badan kamu segar. Biar Ibu bikinin kopi, ya."
Anak : "Iya, Bu, aku mandi dulu. Ibu jangan terlalu kecapekan. Akhir-akhir ini, Ibu sering sakit-sakitan. Istirahat yang cukup, ya, Bu"
Si anak masuk ke kamar.
Ibu : "Bersabarlah, anakku. Akhir-akhir ini, kesehatan Ibu menurun karena Ibu selalu memikirkan Bapak dan masa depan kamu, Nak."
Si ibu pun masuk ke dalam dapur. Seorang tamu mengucapkan salam dari luar pintu.
Tamu : "Assalamualaikum."
Ibu : "Waalaikumsalam. Ya, tunggu sebentar." Keluar dari dalam dapur dengan tergesa-gesa menuju pintu. "Waalaikumsalam. Maaf, mencari siapa, ya?"
Tamu : "Maaf, Bu, mengganggu. Saya cuma mau nanya, apa benar ini rumah Bu Minten?"
Ibu : "O, iya benar! Ada perlu apa, ya, Pak?" agak panik
Tamu : "Begini, Bu, saya mau mengantarkan surat ini."
Tamu mengeluarkan amplop warna coklat bertulis: untuk Minten, istriku.
Ibu : Dengan perasaan masih bertanya-tanya, ia menerima amplop itu, "Terima kasih banyak, Pak."
Tamu : “Iya, Bu, sama-sama. Saya pamit dulu, ya, Bu. Assalamualaikum."
Ibu : "Waalaikumsalam."
Tamu pergi. Dengan rasa senang bercampur cemas, si ibu menutup pintu dan duduk di kursi tamu.
Ibu : "Nak, ini ada amplop kiriman dari Bapakmu."
(Karya Lukman Riyadi)
Baca Juga: 10 Contoh Cerita Inspiratif Singkat tentang Diri Sendiri dan Strukturnya
Contoh 6
Belajar Kelompok
Ibu: "Sin, hari ini kamu jadi pergi belajar kelompok?"
Sinta: "Iya Bu, nanti jadi."
Ibu: "Jam berapa berangkatnya?"
Sinta: "Jam 2, nunggu temen-temen pada kumpul."
Ibu: "Yaudah, nanti hati-hati ya. Ibu mau berangkat kondangan dulu, nanti kamu kunci pintunya."
Sinta: "Baik Bu."
Contoh 7
PR
Bu Dian: "Selamat pagi anak-anak?"
Murid-murid: "Selamat pagi juga, Bu."
Bu Dian: "Sebelum kelas kita mulai, kemarin Bu Dian memberikan PR dan bisa dikumpulkan sekarang ya,"
Murid-murid: "Baik Bu."
Bu Dian: "Adakah yang belum mengumpulkan PR nya?"
Lala (murid): "Saya belum bu, buku PR saya ketinggalan."
Bu Dian: "Tapi kamu sudah mengerjakan?"
Lala: "Sudah Bu, tadi malam saya mengerjakan sampai selesai."
Bu Dian: "Baik, kalau begitu kamu bisa mengerjakan PR di depan dan menuliskan di papan tulis."
Lala: "Baik Bu."
Contoh 8
Belajar Bersama
Razi : Zi, PR Matematika kamu sudah kamu kerjakan apa belum?
Rusli : Belum nih. Kamu sudah Li?
Razi : Sama, aku juga belum nih. Kita kerjakan PR nya bersama – sama, mau?
Rusli : Boleh, nanti malam saja ya. Kita kerjakan di rumah ku saja nanti.
Razi : Iya, nanti jam 7 malam aku akan ke rumahmu.
Rusli : Aku tunggu kamu di rumah.
Contoh 9
Libur Semester
Phana, Wayo, Ming, dan Kit adalah 4 orang sahabat dari sebuah Universitas ternama di Bandung. Mereka sedang berbincang ringan di kantin universitas tentang rencana liburan semester yang akan datang.
Phana : “Kalian semua liburan semester nanti mau pergi liburan ke mana?”
Wayo : “Kalau aku sih sepertinya pulang ke rumah, menghabiskan waktu libur di rumah membantu orang tua. Kalau kamu?”
Phana : “Kalian, Ming, Kit? Kalian mau liburan ke mana?”
Ming : “Sepertinya aku juga akan di rumah saja. Banyak belajar juga, kan semester depan sudah mulai masuk semester akhir. Jadi banyak hal yang harus dipersiapkan.”
Wayo : “Ah, iya juga sih ya. Semester depan kita masuk jadwal sibuk – sibuknya. Sibuk mengerjakan tugas akhir dan juga tugas lapangan.”
Phana : “Kalau kamu Kit? Kamu mau kemana liburan nanti? Apa kamu punya rencana?”
Kit : “Apa ya, sepertinya aku juga belum ada rencana apa – apa ini. Kalau kamu?”
Phana : “Nah, karena kalian tidak punya rencana apa – apa. Aku punya rencana. Bagaimana kalau liburan nanti kota pergi liburan bersama – sama?”
Ming : “Liburan bersama – sama? Boleh ini, ide yang bagus. Mau liburan kemana nih?”
Wayo : “Iya, aku juga mau ikut dong.”
Kit : “Ini bisa jadi liburan semester yang terakhir buat kita nih. Sebelum kita masuk dunia kerja.”
Phana : “Karena semua setuju. Aku akan membicarakan rencanaku kepada kalian. Rencananya kita akan pergi berlibur ke Pulau Bali selama satu minggu. Tapi kita liburan ala backpacker saja. Lebih hemat dan tidak perlu yang mewah. Bagaimana?”
Ming : “Aku ikut kamu saja Pha, apapun rencana yang kamu buat pasti seru soalnya.”
Kit : “Iya, kita ikut kamu saja.”
Phana : “Baiklah, nanti aku atur semuanya, kalau sudah siap kalian akan aku kabari lagi.”
Wayo, Ming, Kit : “Oke, kita tunggu kabar baiknya.”
Contoh 10
Pesan Makanan
Ina: "Aku mau pesan makan nih. Kalian mau ikutan nggak?"
Fikri: "Ikutan dong Na, udah laper juga hehehe. Itu kamu pesan di resto apa?"
Ina: "Aku beli Gacoan, guys."
Mia: "Mauuuuu, aku pesenin yang Mie Setan level 8 ya, Ina. Minumnya Es Pocong aja."
Ina: "Oke. Fikri mau yang apa?"
Fikri: "Aku Mie Iblis ya, level 4 aja, takut sakit perut besok paginya hahaha."
Ina: "Oke, udah siap ya drivernya. Kira-kira 25 menit lagi datang."
Mia: "Oke makasih Ina, ini kami kasih uangnya cash aja ya, berhubung tadi kamu udah bayar pakai e-money."
Ina: "Iya nggak apa-apa, santai. Nanti aku totalin."
Mia & Fikri: "Makasih Ina."
Baca Juga: 8 Contoh Dialog Negosiasi beserta Strukturnya, Lengkap!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.