Makassar, Sonora.ID - Sejumlah kecamatan di Kota Makassar hingga kini masih menghadapi krisis air bersih.
Diketahui terdapat lima kecamatan di Kota Makassar yang sulit mengakses air bersih. Salah satunya adalah Kecamatan Tallo.
Merespon hal itu, Celebes Green Project belum lama ini menggelar webinar secara hybrid bertajuk Peningkatan Kualitas Hidup Dengan Air Minum Yang Aman.
Indah Arifah Febriany selaku Program Manager Celebes Green Project mengatakan, selain sebagai rangkaian Hari Air Sedunia, webinar tersebut merupakan hasil monitoring dan evaluasi dari training pengolahan air yang dilaksanakan dua bulan lalu.
"Sehingga diharapkan kegiatan ini lebih mengadvokasi semua pihak untuk bisa mengatasi kebutuhan air di Tallo dan sebagai sarana pertukaran pengetahuan dari para narasumber,"ujar Indah di Makassar.
Pemateri yang Wakil Rektor 1 Unifa, Dr. Ismail Marzuki dalam paparannya pada webinar tersebut menuturkan, air bersih masih menjadi isu menarik dalam proses peningkatan akses layanan untuk masyarakat dan masuk di dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Oleh karena itu, peningkatan akses air bersih yang aman masih perlu dilakukan dengan baik.
Baca Juga: Warga Sudiang Krisis Air Bersih, PDAM Makassar Kerahkan Mobil Tangki
Dr. Ismail menuturkan, tak hanya krisis air bersih, Tallo merupakan kecamatan yang memiliki kelurahan dengan potensi kekeringan, terutama saat musim kemarau.
"Kondisi ini disebabkan oleh jaringan perpipaan yang tidak merata serta pasokan air sumur yang tidak stabil dan berkualitas buruk," beber Ismail.
Menurutnya, kualitas air minum erat kaitannya dengan kesadaran individu dan rumah tangga.
Ia menyontohkan, tinja dapat menyebabkan kontaminasi biologi pada air bersih. Jika dikonsumsi, maka akan menyebabkan sejumlah penyakit seperti disentri dan kolera.
"Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh fakta mencengangkan terkait kondisi air saat ini. Fakta tersebut antara lain lebih dari 70 persen dari 20.000 sumber air yang telah diperiksa di Indonesia tercemar tinja," sebutnya.
Ismail menuturkan, air yang tercemar tinja disebabkan efek sanitasi yang tidak memadai.
Septik tank tidak memenuhi persyaratan jarak terhadap sumber air (sumur). Selain itu, jumlah hunian melebihi dari kapasitas.
"Ada pula kontaminasi kimia, yakni pencemaran air disebabkan oleh penggunaan pupuk, pestisida dan detergen," ucapnya. Untuk skala yang lebih besar, lanjutnya, pencemaran disebabkan oleh aktivitas pabrik.
Sementara itu, Dosen Prodi Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Dr. Syamsuar Manyullei mengatakan, masyarakat di Kacamatan Tallo punya kebiasaan menampung air.
Namun wadah penyimpanannya tidak bersih, sehingga dapat mempengaruhi kualitas air.
Menurutnya, wadah penyimpan air harus terbuat dari bahan yang aman dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
"Wadah yang aman yaitu yang memiliki tutup, berleher sempit dan akan lebih baik jika dilengkapi dengan kran," jelasnya.
Beberapa kriteria wadah penyimpanan air yang aman di antaranya wadah harus steril, tidak menggunakan kembali botol minuman plastik sekali pakai, aman dari BPA serta mudah dibersihkan.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Legislator Makasar Kawal Pemerataan Pendidikan, Begini Solusinya