Tapin, Sonora.ID – Koleksi bekantan di Ekowisata Lokbuntar di Kabupaten Tapin makin bertambah, pasca lahirnya seekor bayi bekantan belum lama ini.
Lahirnya bayi monyet Belanda itu melengkapi koleksi sebelumnya yang berjumlah 28 ekor.
"Ini menunjukkan apa yang kita lakukan berhasil. Baik itu restorasi lahan maupun mewujudkan kembali habitat bekantan di kawasan ini," ungkap Imam Arifianto dari KPP PT. Antang Gunung Meratus (AGM) belum lama ini.
Menurut Imam, lahirnya bayi monyet dengan nama latin Nasalis Larvatus itu mengindikasikan keberhasilan pengelolaan ekowisata Lokbuntar.
Hal tersebut dibuktikan dengan berlangsungnya ekosistem yang baik di kawasan vegetasi hutan rawa ini, sehingga menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi satwa endemik sekalipun.
Menurutnya, ini juga menjadi indikator positif, apa yang diusahakan pasca kebakaran lahan di 2015 silam berjalan sukses.
"Tidak puas sampai di sini, ke depannya kami berharap kawasan Ekowisata Bekantan ini menjadi destinasi Wisata dengan minat khusus," tambah Imam.
Terkait pakan alami Bekantan, pihaknya menurut Imam terus melakukan penanaman pohon Rambai yang menjadi makanan favoritnya.
“Kita sejak 2017 lalu terus melakukan penanaman pohon Rambai,” imbuhnya.
Keberhasilan pengelolaan ekowisata Lokbuntar ini mendapatkan apresiasi dari Ketua DPRD Kalsel, Supian HK.
Supian sendiri pernah memimpin penyerahan bekantan hasil tangkapan warga ke ekowisata Lokbuntar beberapa waktu lalu.
Menurutnya, perkembangbiakan bekantan di luar habitat aslinya ini menunjukan keberhasilan pengelola ekowisata Lokbuntar menjadikan ekosistem buatan bagi primata asli Kalimantan itu.
“Ini perlu terus dijaga demi masa depan bekantan,” harap politisi partai Golkar ini.
Ia berharap, pihak pengelola ekowisata terus melakukan rehabilitasi lahan yang menjadi habitat baru bagi bekantan.
“Normalisasi lahan harus terus dilakukan, misalnya menanam pohon rambai,” pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Biliar Minta Buka Saat Puasa, Dewan: Pemko Harus Punya Pendirian!