Sonora.ID - Di bulan Ramadhan, salah satu hal yang kerap menjadi pertanyaan banyak orang adalah; apakah mandi wajib saat puasa boleh dilakukan setelah imsak?
Selama berpuasa, kita diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan jima' atau bersetubuh serta hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit hingga tenggelamnya matahari, demikian seperti dijelaskan dalam laman Provinsi Banten.
Apabila seseorang melakukan hubungan intim, baik air maninya keluar (ejakulasi) atau pun tidak, maka wajib mandi wajib karena itu artinya ia berada dalam keadaan junub.
Baca Juga: Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Ramadhan Membatalkan Puasa?
Arti Junub
Dilansir dari NU Banyuwangi, secara etimologi, junub berasal dari bahasa arab “junubin” yang berarti jauh.
Hal ini memiliki makna bahwa seseorang yang berada dalam keadaan junub terjauhkan dari ibadah-ibadah tertentu.
Kondisi junub berarti kondisi yang tidak suci. Seseroang yang junub diwajibkan untuk mandi besar agar bisa menjalankan kembali ibadah.
Mandi Wajib Setelah Imsak, Apakah Boleh?
Dari Aisyah dan Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan istrinya, kemudian ia mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, mengacu pada hadits di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum mandi junub setelah imsak adalah mubah atau diperbolehkan.
Para ulama juga menyatakan bahwa mandi junub dapat diakhirkan hingga waktu shubuh, namun saat akan melakukan shalat tentunya seseorang harus sudah berada dalam keadaan suci.
Jadi, puasa dengan mandi wajib setelah imsak adalah sesuatu yang sah dan tidak harus melakukan qadha.
Baca Juga: 10 Contoh Kultum Puasa Ramadhan 7 Menit yang Singkat dan Beragam Tema
Dalam penjelasan lain, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik dan Al-Muwaththa' juga memperjelas bahwa puasa seseorang tetap sah meskipun ia mandi junub setelah imsak.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Seorang lelaki berhenti di pintu lalu berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam – sedangkan aku ikut mendengar, ‘Wahai Rasulullah, aku masih junub ketika masuk waktu subuh, padahal aku ingin berpuasa.’ Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Aku juga pernah pada subuh tengah junub dan aku ingin berpuasa maka aku pun mandi dan berpuasa.
Laki-laki itu berkata lagi, ‘Wahai Rasulullah, Anda tidak sama seperti kami. Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda yang telah lampau maupun yang akan datang.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun marah, dan beliau bersabda, ‘Demi Allah! Aku sangat berharap agar aku menjadi orang yang paling takut kepada Allah dibandingkan kalian semua. Aku yang paling tahu dengan aturan yang bisa membuat aku bertakwa.’