Minim SDM, Program 'Satu Desa, Satu Bidan' di Kalsel Belum Maksimal

27 Maret 2023 11:00 WIB
Illustrasi Ibu Hamil
Illustrasi Ibu Hamil ( Freepik)

Banjarmasin, Sonora.ID – Program “Satu Desa, Satu Bidan” untuk mengatasi masalah stunting, diakui masih belum maksimal di Kalimantan Selatan.

Faktanya, masih banyak desa di provinsi ini yang belum memiliki bidan meskipun angka kematian ibu dan bayi juga tergolong tinggi.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Gina Mariati, menegaskan bawah pihaknya ingin ada kejelasan mengenai program tersebut dari instansi terkait.

“Terutama terkait dengan rencana realisasi kegiatan di tahun ini dan rencana kerja tahun depan,” tuturnya.

Masalah itu dinilai harus menjadi perhatian utama, mengingat saat ini kasus stunting masih terbilang tinggi, yakni 24,6% di tahun 2022 atau masih lebih tinggi dari rata-rata nasional yang mencapai 21,6%.

Untuk mendukung hal tersebut menurutnya juga diperlukan SDM kesehatan yang mumpuni, yang salah satunya dapat diberdayakan melalui tenaga kontrak.

Khususnya untuk penempatan di desa-desa yang kasus stunting-nya terbilang tinggi.

Tugasnya nanti tak hanya menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu dan bayi, tapi juga gencar menyosialisasikan pentingnya kecukupan gizi untuk mencegah munculnya stunting sejak dini.

Baca Juga: Pesantren Ramadan Sabilal Muhtadin, Diikuti Warga Usia 51 Tahun

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Diauddin, mengatakan bahwa pihaknya sudah mengusulkan untuk bantuan tenaga kontrak.

Bahkan usulan kepada kementerian itu sudah disampaikan sejak tanggal 12 Januari 2023.

“Kita sudah usulkan surat ke kementerian untuk mengisi bidan yang belum ada untuk program Satu Desa, Satu Bidan, tapi belum ada balasan,” jelasnya.

Berdasarkan data BPS Kalimantan Selatan, per tahun 2019 lalu, jumlah bidan yang ada di provinsi ini mencapai 4.535 orang yang terbagi di 13 kabupaten/kota.

Yang terbanyak tercatat ada di Kabupaten Tanah Bumbu, yakni lebih dari 600 bidan. Sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Tapin dengan jumlah hanya 189 bidan pada periode tersebut.

Isu stunting dan angkanya yang masih terbilang tinggi dinilai dapat dikendalikan lewat program “Satu Desa, Satu Bidan”, dengan pemberian layanan pemeriksaan kehamilan dan perawatan bayi baru lahir.

Sehingga edukasi kepada calon ibu dapat dilakukan maksimal oleh bidan desa, yang diharapkan dapat menekan angka stunting di Indonesia.

 Baca Juga: Bukber Ditiadakan. Wali Kota Banjarmasin: Seperti Suasana Covid-19

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm