Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 yang Jauh dari Kata Merdeka

28 Maret 2023 16:20 WIB
Kondisi bangsa Indonesia sebelum tahun 1908.
Kondisi bangsa Indonesia sebelum tahun 1908. ( ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id)

Sonora.ID - Sebelum merasakan kemerdekaan seperti saat ini rakyat Indonesia harus merasakan penderitaan, penyiksaan yang bahkan membuat mereka kehilangan nyawa.

Mereka disiksa dan dijajah oleh para penjajah termasuk Belanda yang ingin menguasai dan memecah belah bangsa Indonesia.

Awalnya pada 20 Maret tahun 1602 Belanda di Indonesia mendirikan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).

Sejak VOC ini berdiri, berbagai bentuk kekerasan pun harus dirasakan oleh rakyat Indonesia di setiap daerah.

Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908

Segala penyiksaan tersebut dirasakan oleh rakyat Indonesia lantaran adanya berbagai peraturan penjajah Belanda seperti berikut ini.

Penderitaan rakyat Indonesia terjadi dalam berbagai segi kehidupan akibat diberlakukannya politik devide et impera, yaitu saling mengadu domba antara kerajaan yang satu dan kerajaan

yang lain atau mengadu domba di dalam kerajaan itu sendiri sehingga menyebabkan melemahnya ekonomi kerajaan-kerajaan di Indonesia dan merusak seluruh sendi kehidupan masyarakat.

Penderitaan rakyat semakin memuncak ketika Daendels (1808–1811) berkuasa. Mereka dipaksa bekerja (rodi) guna membangun jalan sepanjang pulau Jawa (Anyer- Panarukan) untuk kepentingan militer. Kerja rodi ini membuat rakyat semakin menderita. 

Penderitaan kemudian berlanjut saat Belanda menerapkan sistem tanam paksa. Sistem ini diterapkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Den Bosch pada tahun 1828. 

Pada sistem ini rakyat wajib menanami sebagian dari sawah atau ladangnya dengan tanaman yang telah ditentukan oleh pemerintah dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah.

Perlawanan

Penderitaan bangsa Indonesia ini pun akhirnya menumbuhkan aksi perlawanan di berbagai daerah yang dipimpin oleh para ulama dan bangsawan.

Di antaranya ada Sultan Hasanuddin dari Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Tuanku Imam Bonjol dari Sumatera Barat, Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah yang berjuang melawan para penjajah.

Akan tetapi, perjuangan mereka diketahui belum berhasil kala itu karena perjuangan masih bersifat kedaerahan dan belum terorganisasi dengan baik.

Penderitaan rakyat Indonesia menyentuh beberapa orang Belanda yang tinggal di Tanah Air seperti:

  • Edward Douwes Dekker

Edward Douwes Dekker atau Multatuli menjelaskan penderitaan masyarakat Lebak, Banten dalam buku Max Havelaar di tahun 1860.

  • Van Deventeer

Van Deventeer adalah sosok yang mengusulkan Politik Etische atau politik balas budi yang dapat menguntungkan pihak Indonesia-Belanda. 

Politik balas budi ini terdiri dari tiga program, yakni pendidikan, emigrasi, dan irigasi. Akan tetapi, dalam penerapannya politik ini hanya menguntungkan Belanda.

Irigasi diterapkan untuk perkebunan milik Belanda. Sedangkan, pembangunan sekolah dilakukan untuk menyediakan tenaga kerja terampil dan murah.

Meski demikian, pembangunan sekolah ini memberikan dampak yang baik bagi Indonesia karena masyarakat kemudian bisa memahami dan sadar akan kondisi rakyat sebenarnya hingga akhirnya mereka tergerak untuk melepas belenggu penjajah.

Baca Juga: 3 Tokoh Penentang Sistem Tanam Paksa

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm