Sonora.ID - Senjata tradisional adalah benda yang memiliki peran dalam membantu kehidupan para pendahulu kita, yakni nenek moyang bangsa Indonesia.
Yang dimaksud peran dalam hal ini adalah sebagai alat untuk berburu, bertani, berperang atau berlindung baik dari serangan musuh atau binatang buas.
Di Indonesia pun ada beragam senjata tradisional peninggalan nenek moyang yang hingga kini masih dilestarikan.
Senjata tradisional di tiap wilayah Indonesia pun memiliki perbedaan yang didasarkan pada nilai kebudayaan yang tumbuh di daerah tersebut. Salah satunya Provinsi Aceh yang memiliki beberapa senjata tradisional di antaranya adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Pengertian Budaya: Ciri-Ciri, Fungsi, Unsur dan Contoh
Senjata Tradisional Aceh
1. Rencong
Rencong termasuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Meski sudah tidak digunakan lagi sebagai senjata berperang, namun rencong masih sarat dengan makna keberanian dan kegagahan.
Rencong ini ada 4 jenis, yakni rencong meupucok, rencong meucugek, rencong meukuree, dan rencong pudoi.
Kini rencong biasanya masih digunakan dalam upacara-upacara pernikahan adat Aceh atau dalam pertunjukan Tari Seudati.
2. Rencong Meupucok
Jenis rencong ini sering digunakan dalam upacara adat serta kesenian. Panjangnya kurang lebih 30 sentimeter. Bagian gagangnya terbuat dari ukiran logam dari gading atau emas.
3. Rencong Meucugek
Rencong ini dinamai demikian karena pada bagian gagangnya terdapat bentuk panahan yang dalam Bahasa Aceh sering disebut cugek atau meucugek. Bentuk rencong seperti ini memudahkan pemiliknya untuk memegang dan menikam badan lawan.
4. Rencong Meukuree
Pada bagian mata rencong meukuree terdapat hiasan tertentu, seperti kepala ular, bunga atau lainnya. Hiasan ini dibuat oleh pandai besi yang ditafsirkan dengan kelebihan yang dimiliknya. Jika rencong ini disimpan dalam waktu lama akan membentuk aritan atau kuree yang dianggap mempunyai kekuatan magis.
5. Rencong Pudoi
Pudoi diartikan belum sempurna atau memiliki kekurangan. Rencong ini disebut pudoi karena bentuknya memang belum sempurna. Terlihat pada bentuk gagangnya yang lurus dan sangat pendek.
6. Kliwang
Senjata tradisional Aceh ini dibagi menjadi dua macam, yakni:
7. Sikin Panyang
Sikin Panyang atau Peudeung atau Pedang dulunya sering digunakan dalam perang rakyat Aceh melawan Belanda.
Ada dua jenis bilah atau mata pedang sikin panyang, yakni peudeung on teubee yang bentuknya seperti daun tebu serta peudeung on jok yang berbentuk seperti daun enau atau nira. Umumnya ukuran peudeung on teubee lebih kecil dibanding peudeung on jok.
8. Siwah
Secara fisik mirip dengan rencong. Bedanya, siwah hanya bisa digunakan oleh para raja sebagai senjata lantaran ornamen yang melambangkan kemewahan pada Siwah seperti emas, batu permata, dan lain-lain.
9. Reuduh
Dengan bentuknya yang tipis dan ringan reuduh digunakan untuk keperluan penyerangan jarak dekat. Gagang reuduh yang melengkung dilengkapi dengan ukiran yang estetik dan juga berfungsi dalam kenyamanan saat dipegang.
10. Peudeung Tumpang Jingki
Peudeung Tumpang Jingki memiliki ujung yang tajam, body yang padat, kokoh, dan juga tebal. Bentuknya yang tebal dan besar akan dengan mudah mengalahkan pedang lain yang biasanya ramping dan tipis.
11. Peudeung Ulee Tapak Guda
Pegangannya mirip bentuk tapak kuda dan dilengkapi dengan sarung bermotif kompak. Senjata dari Daerah Istimewa Aceh ini memiliki spesialisasi tugas sendiri dalam peperangan, yaitu digunakan untuk memotong bagian tubuh lawan.
12. Peudeung Ulee Meu-Apet
Pedang ini dirancang dengan memiliki tubuh yang cukup kuat untuk ditusuk. Biasanya digunakan untuk menebas dan memotong lawan dengan cepat.
13. Bambu Runcing
Selain untuk menyerang, bambu runcing juga digunakan untuk acara-acara resmi tradisional atau pun sebuah event artistik.
Baca Juga: Lirik Lagu Gaseh Sayang Prang, Lagu Aceh dari Imum Jhon
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.