Banjarmasin, Sonora.ID - Setelah dua tahun ditiadakan akibat pandemi Covid-19, dramatisasi Jalan Salib Tuhan Yesus di Gereja Katedral Banjarmasin, akhirnya dapat kembali digelar, Jumat (07/4) pagi.
Ratusan umat katolik pun memadati gereja, untuk menyaksikan langsung bagian dari peringatan Wafat Isa Almasih atau Jumat Agung itu.
Tak sedikit juga dari mereka yang meneteskan air mata, karena saking menghayatinya dramatisasi tersebut.
Misalnya, Laras yang datang bersama sanak keluarga dan teman sebayanya.
Gadis berusia 15 tahun itu mengaku sangat terharu, saat menyaksikan dramatisasi Jalan Salib Tuhan Yesus, yang diperankan oleh sekelompok anak muda tersebut.
Baca Juga: Sekda Kalbar : Rajut Kebersamaan Umat Kristiani Dalam Membangun Kalbar
"Perasaan terharu. Apalagi sudah lama tidak bisa melihat dramatisasi ini karena pandemi," ucap warga Jafri Zam Zam itu, saat ditemui Smart FM Banjarmasin.
Ia pun lantas sedikit menggambarkan inti dari dramatisasi Jalan Salib Tuhan Yesus itu. Yakni bentuk sebuah pengorbanan kepada umat manusia.
Sementara itu, Ketua Panitia Paskah 2023 Gereja Katedral Banjarmasin, Albert berharap, dramatisasi Jalan Salib Tuhan Yesus ini dapat membangkitkan kesadaran umat katolik.
"Setelah ini dilanjutkan misa Jumat Agung ada penghormatan Salib. Lalu drama passio," ujarnya.
Ia berkeinginan, mengumpulkan semua umat katolik dalam paskah tahun ini.
Bukan tanpa sebab, dua tahun terakhir pelaksanaannya dilakukan dengan batasan-batasan karena pandemi Covid-19.
"Kita ingin semua umat berhadir. Anak-Anak dan Keluarga untuk bersama-sama kembali menghayati perjalanan Yesus yang rela mati untuk penebusan dosa," pungkasnya.
"Kita lihat memang ada kenaikan signifikan jumlah umat yang hadir pada paskah kali ini. Mungkin karena ada kehausan untuk kembali beribadah," sambungnya lagi.
Tak lupa, Ia juga mengapresiasi, kelompok anak muda yang memerankan dramatisasi Jalan Salib Tuhan Yesus, karena sudah berlatih sejak Januari lalu.
"Setiap minggu mereka berlatih. Hasilnya sangat memuaskan," tutupnya.
Baca Juga: Keuskupan Agung Himbau Umat Katholik agar Menjadi Subjek bukan Objek Memerangi Pandemi