Seperti dikutip dari laman resmi ITB, ia menjelaskan petir terbentuk dari awan Cumulonimbus. Di dalam awan tersebut terdapat partikel bermuatan positif dan negatif. Partikel yang positif tersebut berkumpul di atas dan negatif berkumpul di bawah.
Ketika partikel tersebut saling bergesekan dan energinya cukup, maka akan dilepaskan dalam bentuk petir.
Adapun proses terjadinya petir yang pertama adalah adanya panas matahari yang menguapkan air, kedua yaitu partikel mengambang di udara yang biasanya dari garam laut atau polutan industri, serta ketiga adalah kelembaban suatu daerah.
Dampak sambaran petir
Petir adalah fenomena yang tak hanya spektakuler tetapi juga berbahaya.
Sambaran petir memberikan dampak yang dapat menyebabkan serangan jantung dan luka bakar yang parah.
Panas petir yang ekstrem akan menguapkan air di dalam pohon dan menciptakan uap yang dapat menghancurkan pohon.
Tak hanya manusia dan makhluk hidup, National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) juga menyebut petir dapat merambat lebih jauh melalui air, pagar logam, saluran listrik atau pipa ledeng.
Dampak petir dapat merusak apapun yang dilaluinya sehingga dapat menyebabkan konsleting listrik, kebakaran, dan mengganggu sistem komunikasi.
Demikian penjelasan mengenai proses terjadinya petir. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi