Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi Muhammad), Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh.
Maksud dari keimanan kepada wahyu Allah SWT ini setidaknya mencakup beberapa unsur berikut ini.
Pertama, mengimani dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab dan shuhuf benar-benar merupakan wahyu yang diturunkan dari sisi Allah SWT.
Kedua, mengimani seluruh kitab/suhuf yang telah Allah SWT turunkan baik yang diketahui namanya maupun tidak.
Ketiga, membenarkan berita-berita yang benar dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dari kitab atau shuhuf tersebut sebagaimana kita membenarkan Al-Qur’an.
Keempat, mengamalkan hukum-hukum yang dikandung oleh semua kitab/shuhuf tersebut, yaitu hukum-hukum yang tidak bertentangan dan tidak dihapus oleh Al-Qur’an.
Baca Juga: Penjelasan Hadist Rasa Malu sebagian dari Iman dalam Pandangan Islam
Perilaku dan Hikmah Beriman Kepada Kitab/Suhuf Allah SWT
Dengan mengetahui ajaran-ajaran dalam kitab atau suhuf umat terdahulu, kita menjadi sadar bahwa pada dahulunya mereka adalah umat yang beriman.
Namun, karena beberapa hal mereka menyelewengkan ajaran-ajaran tersebut. Oleh karena itu, ada baiknya kita untuk lebih mawas diri agar tidak berbuat yang sama seperti kaum terdahulu.
Sebagai orang yang mengimani kitab-kitab terdahulu, kita juga harus senantiasa bersikap toleran terhadap mereka yang masih meyakini ajaran-ajarannya, menghormati, dan tidak merendahkan ajaran mereka.
Sebagai seorang muslim kita hanya harus meyakini bahwa terhadap mereka pernah diturunkan wahyu yang berasal dari Allah SWT.
Dalam kitab-kitab mereka masih terdapat ajaran yang berasal dari Allah SWT. Namun, kita tetap harus yakin bahwa Al-Qur’an adalah kitab penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Ma’idah ayat 48.
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ
Artinya: Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan.
Baca Juga: Apa Maksud Beriman Kepada Allah Melalui Alam Semesta? Materi PAI Kelas 4
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.