Sonora.ID - Malam Lailatul Qadar hanya datang sekali di bulan Ramadhan. Oleh karenanya, banyak orang yang ingin tahu bagaimana cara mendapatkan lailatul qadar.
Dikutip dari situs UII, Dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, malam Lailatul Qadar disebut sebagai malam yang sangat berharga dan memiliki nilai lebih tinggi daripada seribu bulan.
Oleh karena itu, malam tersebut dianggap sebagai malam yang sangat istimewa dan dipenuhi dengan keagungan.
Bagi seorang Muslim yang melakukan kebaikan pada malam Lailatul Qadar, akan dianggap seolah-olah telah melakukan kebaikan selama kurang lebih 83-84 tahun.
Baca Juga: 30 Ucapan Menyambut Malam Lailatul Qadar, Penuh Makna Menyentuh Hati
Malam Lailatul Qadar jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 terakhir bulan Ramadan, tapi tak ada yang mengetahui kapan tepatnya malam lailatul qadar datang.
Jadi, tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan dianggap sebagai waktu potensial bagi malam Lailatul Qadar.
Cara Mendapatkan Lailatul Qadar
Mendapatkan malam Lailatul Qadar memang tidaklah mudah, sehingga tidak semua orang bisa meraihnya.
Diperlukan usaha yang gigih dan pantang menyerah untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah terutama pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW bersaba:
عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ-أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya, “Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq ‘alaih).
Dikutip dari NU Online, mari kita bahas satu per satu cara mendapat malam Lailatul Qadar berdasarkan hadits tersebut.
Baca Juga: 10 LINK Twibbon Malam Lailatul Qadar 2023, Lengkap Cara Menggunakannya
1. Tidak menggauli istri untuk sementara
Menurut penafsiran Ibnu Baththal, mengencangkan kain bawahnya bermakna bahwa Rasulullah SAW tidak melakukan hubungan intim dengan istrinya pada malam Lailatul Qadar.
وَقَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِىُّ : قَوْلُهُ : ( شَدَّ مِئْزَرَهُ ) فِى هَذَا الْحَدِيثِ يَعْنِى : لَمْ يَقْرَبِ النِّسَاءَ ، وَفِى قَوْلِهِ : ( أَيْقَظَ أَهْلَهُ ) مِنَ الْفِقْهِ أَنَّ لِلرَّجُلِ أَنْ يَحُضَّ أَهْلَهُ عَلَى عَمَلِ النَّوَافِلِ ، وَيَأْمُرَهُمْ بِغَيْرِ الْفَرَائِضِ مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ ، وَيَحْمِلَهُمْ عَلَيْهَا .
Artinya, “Sufyan Ats-Tsauri berkata maksud ‘mengencangkan kain atasnya’ dalam hadits di atas adalah Rasulullah SAW tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya. Sedangkan pernyataan ‘Beliau (Nabi saw) membangunkan keluarganya’ dapat dipahami bahwa suami dianjurkan mendorong keluarganya untuk mengerjakan amalan sunah dan amal kebajikan lainya selain yang wajib serta menekankan kepada mereka untuk melakukan hal tersebut,” (Lihat Ibnu Baththal, Syarhu Shahihil Bukhari, Riyadl-Maktabah Ar-Rusyd, cet ke-2, 1423 H/2003 M, juz IV, halaman 159).
2. Memperbanyak ibadah terutama di malam hari
Maksud dari menghidupkan malam pada hadits tersebut adalah memperbanyak ibadah di malam hari.
Hal ini bukan berarti kita harus beribadah semalam suntuk sampai pagi, tetapi disibukkan dengan ibadah pada sebagian besar malam.
Baca Juga: 5 Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar dan Amalan untuk Mendapatkan Keutamaannya
3. Mendorong keluarga melakukan ibadah
Sementara itu, ketika Rasulullah SAW membangunkan keluarganya, maksudnya adalah beliau mendorong dan menganjurkan keluarganya untuk melakukan amalan sunnah dan kebaikan.
Kebaikan tersebut tidak hanya yang diwajibkan atau bersifat fardhu, tapi juga yang bersifat sunnah.
Itulah tadi cara mendapatkan Lailatul Qadar. Semoga bermanfaat!