Sonora.ID – Sejarah penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942.
Penjajahan Jepang di Indonesia memang terbilang singkat yaitu hanya 3,5 tahun dimulai pada 8 Maret 1942 hingga 17 Agustus 1945.
Meski singkat, pendudukan Jepang terbilang kejam dan menyengsarakan rakyat Indonesia.
Selama masa pendudukan, Jepang berhasil membentuk organisasi. Organisasi bentukan Jepang ini bertujuan untuk memperkuat kedudukannya di tanah jajahan dan posisinya di Asia dalam upaya memerangi sekutu.
Nah, untuk lebih mengetahui tentang organisasi-organisasi bentukan Jepang, dilansir dari kelaspintar.id simak ulasannya berikut ini:
Heiho
Heiho merupakan organisasi bentukan Jepang yang beranggotakan prajurit Indonesia untuk memperkuat militer di angkutan udara, laut, dan kepolisian.
Tugas utamanya yaitu Membangun pertahanan, Menjaga kamp pertahanan, Membantu tentara Jepang dalam peperangan.
Heiho jauh lebih terlatih di medan perang dibanding organisasi-organisasi lainnya.
PETA
Pembela Tanah Air (PETA) merupakan organisasi bentukan Jepang untuk memperkuat Heiho pada 3 Oktober 1943.
Pembentukan PETA didasarkan pada peraturan Pemerintah Jepang, yaitu Osamu Seinendan Nomor 44. Dimana, dalam melakukan perekrutannya berasal dari berbagai kalangan masyarakat hingga mencapai lebih dari 37 ribu orang dari Pulau Jawa dan lebih dari 20 ribu dari pulau Sumatera.
Berbeda dengan Heiho, anggota PETA diperbolehkan memiliki jabatan dan kemiliteran. Adapun tokoh PETA yang terkenal dan berpengaruh besar di Indonesia yaitu Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi dan Jenderal Ahmad Yani.
Seinendan
Barisan pemuda atau Seinendan juga menjadi organisasi bentukan Jepang.
Tujuan dibentuknya yaitu untuk melatih dan mendidik pemuda agar mampu menjaga dan mempertahankan tanah air secara mandiri.
Tujuan terselubung dari Seinenden sendiri adalah agar Jepang mempunyai kekuatan cadangan untuk menghadapi Sekutu dalam perang pasifik.
Keibodan
Keibodan merupakan barisan pembantu polisi yang dibentuk tanggal 29 April 1943 dengan tujuan utamanya adalah membantu tugas kepolisian Jepang di Indonesia misalnya mengatur lalu lintas dan pengamanan desa.
Dalam melakukan perekrutannya, Keibodan berasal dari para pemuda Indonesia berusia 23-25 tahun dengan syarat utama menjadi anggota Keibodan adalah sehat secara fisik dan berkepribadian baik.
Fujinkai
Fujinkai merupakan organisasi bentukan Jepang khusus para wanita. Organisasi ini dibentuk bulan Agustus 1943 dengan anggota para wanita berumur 15 tahun ke atas.
Adapun tugas organisasi Fujinkai yaitu melakukan tugas-tugas sosial seperti pemberantasan buta huruf, membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan, menggalakkan berkebun, dan lain-lain.
Namun dalam perjalannanya Fujinkai juga dilatih pendidikan militer.
Dalam pertempuran, Fujinkai bertugas melakukan mobilisasi tenaga perempuan untuk mendukung tentara Jepang dalam Perang Pasifik. Tugas lainnya adalah menjadi tim paramedis, memasak, serta memberikan hiburan pada tentara Jepang dan PETA.
Jawa Hokokai
Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota terdiri atas bermacam-macam hokokai atau himpunan kebaktian sesuai dengan bidang profesi.
Jawa Hokokai mempunyai anggota istimewa yaitu Fujinkai dan Keimin Bunka Shidosho atau pusat kebudayaan.
Namun, sebenarnya organisasi bentukan Jepang tahun 1944 ini memiliki tugas terselubung selain melakukan mobilisasi rakyat agar tunduk kepada Jepang demi tercapainya kemenangan dalam Perang Pasifik juga membantu mengumpulkan pajak, upeti, dan hasil pertanian dari rakyat kepada Jepang.
Jibakutai
Organisasi bentukan Jepang pada 8 Desember 1944, Jibakutai terinspirasi oleh penerbang bunuh diri Kamikaze.
Meskipun sebagai pasukan berani mati atau lebih sering disebut sebagai pasukan bunuh diri,
Jibakutai dibentuk hanya sebagai pendukung tentara Jepang. Jumlah keseluruhan anggota Jibakutai mencapai lebih dari 50.000 orang yang berasal dari para intelektual seperti guru dan redaktur media massa.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Jibakutai mengubah namanya menjadi Barisan Berani Mati (BBM) dan menunjukkan aksinya ketika perang melawan Sekutu di Surabaya pada 10 November 1945.
1. Heiho
Heiho merupakan organisasi bentukan Jepang yang beranggotakan prajurit Indonesia untuk memperkuat militer di angkutan udara, laut, dan kepolisian.
Tugas utamanya yaitu Membangun pertahanan, Menjaga kamp pertahanan, Membantu tentara Jepang dalam peperangan.
Heiho jauh lebih terlatih di medan perang dibanding organisasi-organisasi lainnya.
Baca Juga: Apa Hubungan Rempah-rempah dengan Penjajahan di Indonesia? Ini Penjelasannya!
2. PETA
Pembela Tanah Air (PETA) merupakan organisasi bentukan Jepang untuk memperkuat Heiho pada 3 Oktober 1943.
Pembentukan PETA didasarkan pada peraturan Pemerintah Jepang, yaitu Osamu Seinendan Nomor 44.
Dimana, dalam melakukan perekrutannya berasal dari berbagai kalangan masyarakat hingga mencapai lebih dari 37 ribu orang dari Pulau Jawa dan lebih dari 20 ribu dari pulau Sumatera.
Berbeda dengan Heiho, anggota PETA diperbolehkan memiliki jabatan dan kemiliteran. Adapun tokoh PETA yang terkenal dan berpengaruh besar di Indonesia yaitu Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi dan Jenderal Ahmad Yani.
3. Seinendan
Barisan pemuda atau Seinendan juga menjadi organisasi bentukan Jepang.
Tujuan dibentuknya yaitu untuk melatih dan mendidik pemuda agar mampu menjaga dan mempertahankan tanah air secara mandiri.
Tujuan terselubung dari Seinenden sendiri adalah agar Jepang mempunyai kekuatan cadangan untuk menghadapi Sekutu dalam perang pasifik.
4. Keibodan
Keibodan merupakan barisan pembantu polisi yang dibentuk tanggal 29 April 1943 dengan tujuan utamanya adalah membantu tugas kepolisian Jepang di Indonesia misalnya mengatur lalu lintas dan pengamanan desa.
Dalam melakukan perekrutannya, Keibodan berasal dari para pemuda Indonesia berusia 23-25 tahun dengan syarat utama menjadi anggota Keibodan adalah sehat secara fisik dan berkepribadian baik.
5. Fujinkai
Fujinkai merupakan organisasi bentukan Jepang khusus para wanita. Organisasi ini dibentuk bulan Agustus 1943 dengan anggota para wanita berumur 15 tahun ke atas.
Adapun tugas organisasi Fujinkai yaitu melakukan tugas-tugas sosial seperti pemberantasan buta huruf, membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan, menggalakkan berkebun, dan lain-lain.
Namun dalam perjalannanya Fujinkai juga dilatih pendidikan militer.
Dalam pertempuran, Fujinkai bertugas melakukan mobilisasi tenaga perempuan untuk mendukung tentara Jepang dalam Perang Pasifik. Tugas lainnya adalah menjadi tim paramedis, memasak, serta memberikan hiburan pada tentara Jepang dan PETA.
6. Jawa Hokokai
Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota terdiri atas bermacam-macam hokokai atau himpunan kebaktian sesuai dengan bidang profesi.
Jawa Hokokai mempunyai anggota istimewa yaitu Fujinkai dan Keimin Bunka Shidosho atau pusat kebudayaan.
Namun, sebenarnya organisasi bentukan Jepang tahun 1944 ini memiliki tugas terselubung selain melakukan mobilisasi rakyat agar tunduk kepada Jepang demi tercapainya kemenangan dalam Perang Pasifik juga membantu mengumpulkan pajak, upeti, dan hasil pertanian dari rakyat kepada Jepang.
7. Jibakutai
Organisasi bentukan Jepang pada 8 Desember 1944, Jibakutai terinspirasi oleh penerbang bunuh diri Kamikaze.
Meskipun sebagai pasukan berani mati atau lebih sering disebut sebagai pasukan bunuh diri,
Jibakutai dibentuk hanya sebagai pendukung tentara Jepang. Jumlah keseluruhan anggota Jibakutai mencapai lebih dari 50.000 orang yang berasal dari para intelektual seperti guru dan redaktur media massa.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Jibakutai mengubah namanya menjadi Barisan Berani Mati (BBM) dan menunjukkan aksinya ketika perang melawan Sekutu di Surabaya pada 10 November 1945.