“Data tersebut kemudian dapat berguna bagi filmmaker maupun pengambil kebijakan untuk dapat menemukan simpul yang sama dalam membangun ekosistem perfilman yang baik,” ungkapnya.
Pelaksanaan program AFI 2023 sendiri akan dilakukan dengan berbagai perluasan program, antara lain berupa pelatihan film pitching, manajemen ekshibisi/festival film, pelatihan naskah, pemetaan ekosistem film lokal hingga menghubungkan dengan berbagai program Kemendikbudristek sebagai tindak lanjut AFI 2022.
Kegiatan ini telah dilakukan di beberapa kota, antara lain Balikpapan, Banda Aceh, Bandung, Denpasar, Kupang, Makassar, Medan, Purbalingga, Semarang, dan Surabaya.
Dari kesepuluh kota tersebut kemudian terpilih 3 kota prioritas, yaitu Balikpapan, Banda Aceh, dan Kupang yang dipilih berdasarkan amatan terkait potensi tumbuh kembang besar bagi ekosistem lokal, namun belum tergarap secara maksimal serta peran keterlibatan pemerintah lokal terhadap komunitas.
Sedangkan Malang, Jambi, Singkawang, Sumbawa, dan Palu akan menjadi fokus AFI 2023 dalam melanjutkan program riset dan kuratorial.
Ketiga kota tersebut dianggap sebagai kota-kota dengan ekosistem perfilman yang terhitung muda dan potensial.
Diharapkan nantinya, melalui kolaborasi kuratorial, para sineas di kota-kota tersebut dapat menampilkan keragaman karya film mereka dan memberikan kesempatan tayang yang lebih luas bagi film-film komunitas, yang sebelumnya hanya terwadahi melalui festival film dan inisiatif layar mandiri.
Tayangan film kota sasaran AFI 2023 nantinya dapat diakses di Rangkai.id secara gratis dari September – November 2023.