International Monetary Fund (IMF) membantu Indonesia untuk mengatasi utang tersebut tetapi malah semakin memberatkan, sehingga kondisi negara semakin berantakan.
2. Pemerintahan yang Otoriter
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerintahan di era Orde Baru sangat otoriter yang membuat demokrasi di dalam kehidupan masyarakat hilang.
Bukti dari pemerintahan yang otoriter dapat dilihat pada peristiwa Malapetaka Limabelas Januari (Malari) yang terjadi di 15 Januari 1974.
Pada peristiwa tersebut, sebanyak 750 aktivis mahasiswa dan cendekiawan ditangkap aparat karena menyuarakan kritik pada pemerintah.
Bahkan, pemerintahan yang otoriter ini juga memberedel media massa yang menjadi penghubung antara kehidupan masyarakat dengan pemerintah.
Baca Juga: Pengertian Kronologi, Kronik dan Sinkronik dalam Ilmu Sejarah
3. Tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Latar belakang yang menyebabkan Reformasi terjadi berikutnya adalah ada praktik tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar ketika periode kepemimpinan habis hanya dilakukan sebagai bentuk formalitas saja.
Golongan Karya (Golkar) selalu menang dalam pemilu di era Orde Baru dan membuktikan bahwa Soeharto sudah melakukan tindakan KKN untuk menguatkan kekuasannya.
Kemenangan Golkar ini pun tidak lepas dari campur tangan Soeharto yang mengharuskan semua elemen pemerintahan untuk memilih partai tersebut.
Hingga pada akhirnya, mahasiswa dan para aktivis pun turun ke jalanan untuk menentang kekuasaan Soeharto yang menjadi cikal bakal Reformasi.
Tujuan Reformasi dilakukan ini karena masyarakat Indonesia menuntutt Soeharto untuk turun dari jabatan sebagai Presiden Indonesia.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.